Opini
Oleh Prof. R. Siti Zuhro (Peneliti senior Pusat Penelitian bidang Politik-LIPI) pada hari Sabtu, 16 Jun 2018 - 12:40:48 WIB
Bagikan Berita ini :

Etika Demokrasi

49siti-zuhro-87568437898285.jpg.jpg
Prof. R. Siti Zuhro (Sumber foto : Ist)

Masyarakat Indonesia sering dijuluki sebagai masyarakat yang ramah: murah senyum dan welcome_ terhadap tamu atau orang lain yang datang.

Tapi realitasnya penilaian itu tak sepenuhnya benar. Kejadian demi kejadian makin membuktikan kebenarannya. Tampaknya tatakrama dan etika sudah menghilang di negeri ini.

Bagaimana tidak, seorang Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang hadir halal bihalal keopen house-nya pak Jokowi harus disoraki huuu...

Pertanyaannya, dimana kesantunan dan keadaban kita? Mengapa pilihan politik yang berbeda membuat kita saling berhadapan? Mengapa pula antarkomunitas dan atau antarmasyarakat harus saling berhadapan?

Mengapa seolah-olah beda pendapat dan beda pilihan tak lagi mendapatkan tempat. Bila ini dibiarkan, nilai-nilai demokrasi bisa tergerus oleh dominannya ambisi/ego yang menganggap kekuasaan dan berkuasa adalah segalanya. Realitas politik sepert ini yang akan membuat pilkada dan pemilu tercemari.

Masalahnya bila fenomena tersebut tak diatasi secara memadai, ini akan menciptakan prakondisi politik yang tidak positif sehingga bisa berdampak negatif khususnya terhadap kualitas pilkada 2018 dan pemilu 2019.

Mengapa? Dengan tiadanya rasa saling menghormati/menghargai dan rasa saling tidak percaya yang ada saat ini, kontestasi/kompetisi akan berlangsung tidak sehat, kurang bermartabat dan juga tidak berkualitas. Padahal sistem demokrasi itu memerlukan nilai-nilai sebagai penopangnya. Nilai-nilai budaya politik yang kompatibel/berkesesuaian dengan demokrasi akan membuat konsolidasi demokrasi lebih cepat terwujud.

Karena itu, demokrasi akan tumbuh kembang dengan dukungan SDM ataucivil societyyang tidak menghambat prosesnya. Sebaliknya, kedewasaan/kematangancivil societyikut berperan penting dalam membangun demokrasi yang substansial.

Semoga ke depan tidak muncul lagi hal-hal yang kurang patut, yang diekspresikan dalam waktu yang salah dan di tempat yang juga salah. (*)

TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #aniessandi  #jokowi  #lebaran  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...