JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana atau Haji Lulung santer dikabarkan selangkah lagi akan pindah dari PPP ke PAN.
Tak ayal, kabar tersebut mengundang perhatian publik karena Haji Lulung selama ini kerap diidentikkan sebagai simbol PPP di Ibu Kota Jakarta.
Sampai-sampai, kabar yang beberapa hari menghiasi pemberitaan itu membuat panas telinga politisi PPP. Salah satunya adalah Ketua DPC PPP Jakarta Pusat Mujahid Samad.
Mujahid mengatakan, seharusnya Haji Lulung meniru Titiek Soeharto, yang tak banyak berargumen dan syarat, ketika memutuskan pindah dari Golkar ke Partai Berkarya.
"Nggak usah pakai syarat dan koar-koar yang mencerminkan beliau bukan seorang politisi. Banyak hal yang dilakukan Lulung yang kita anggap tidak kesatria. Mestinya dia meniru Titiek Soeharto," ujar Mujahid dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (20/6/2018).
Mujahid sepakat dengan Lulung bahwa hidup harus punya pilihan dan setiap pilihan itu memiliki konsekuensi.
Mujahid pun berharap Lulung berani mengundurkan diri dari PPP.
"Saya sepakat dengan Lulung. Seperti ditulis di FB-nya, hidup harus punya pilihan dan ada konsekuensinya. Karenanya, bila hendak pindah, silahkan (karena itu hak politik) dan tidak usah berkoar-koar tapi tidak berani mundur," jelas Mujahid.
Mujahid juga mengomentari tanggapan politisi PPP yang dikenal loyalis Haji Lulung, Riano Ahmad.
Menurutnya, Riano tidak paham atas apa yang disampaikan DPW soal jabatan Lulung.
"Saya menganggap Riano tidak paham. Karena apa yang disampaikan DPW adalah Lulung tetap konsisten di PPP walaupun berjuang di PPP hanya sebagai kader. Kan untuk membesarkan PPP tanpa harus jadi pengurus pun boleh. Tapi DPP selaluwelcomeuntuk Lulung di mana saja jabatan di DPP. Dan tidak usah minta ini-itu, apalagi sebagai Ketua DPW DKI," ujar Mujahid.
Soal pengaruhnya bagi PPP, Mujahid menjelaskan Lulung dan Riano terpilih dalam pemilihan legislatif karena PPP, bukan dari partai sebelumnya.
"Lulung bersama Riano Ahmad pernah maju sebagai caleg dari Partai Bintang Reformasi pada Pemilu 2004 tapi tidak terpilih. Baru kemudian ketika pindah ke PPP mereka terpilih. Dari sini publik sangat paham, PPP yang bergantung pada Lulung cs atau Lulung cs yangnumpangtenar lewat PPP? Jika Lulung cs hebat, tentunya tahun 2004 sudah terpilih sebagai anggota DPRD melalui PBR," pungkasnya. (Alf)