Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Jumat, 31 Agu 2018 - 15:02:03 WIB
Bagikan Berita ini :

Pelukan Jokowi-Prabowo Turunkan Tensi Politik

76IMG-20180829-WA0108.jpg.jpg
Momen Jokowi-Prabowo berpelukan. (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pengamat politik, hukum dan keamanan, Dewinta Pringgodani menilai, momen pesilat Hanifan Yudani Kusumah memeluk Presiden Jokowi dan Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Prabowo Subianto dengan dibalut bendera merah putih telah menurunkan tensi politik nasional jelang Pilpres 2019.

“Ini momen yang sangat langka. Dua pemimpin bangsa menunjukkan kenegarawanannya, walaupun bersaing secara politik. Saya saja sampai merinding melihat itu kemarin,” kata Dewinta Pringgodani melalui pesan elektroniknya, Jumat (31/8/2018).

Momen Jokowi berpelukan dengan Prabowo terjadi saat pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan pesilat Vietnam Nguyen Thai Linh pada Rabu 29 Agustus 2018.

Hanifan lalu melakukan perayaan sambil membawa bendera Indonesia dan menyambangi area kursi VVIP. Hanifan yang masih berbalut bendera merah putih kemudian memeluk Jokowi serta Prabowo sekaligus.

Kejadian ini disambut tepuk tangan riuh di dalam venue Asian Games 2018 karena Jokowi dan Prabowo sendiri bakal bertarung kembali dalam pilpres 2019.

“Momen-momen seperti itu yang saya inginkan, bahwa kita semua saudara. Nggak perlu gontok-gontokan. Seharusnya ini turun ke bawah ke pendukung masing-masing. Berkompetisi tidak harus mengorbankan rasa kebangsaan kita,” ujar Dewinta.

Dia mengatakan, Pilpres hanya terjadi lima tahun sekali. Sehingga tak ada alasan untuk merusak persatuan bangsa.

“Berbeda pendapat boleh saja, berkompetisi silahkan. Tapi ya mbok gak usah pakai marah-marah dan menyebar fitnah. Gak perlu juga baperan,” kata Dewinta.

Sementara itu, soal polemik gerakan #2019GantiPresiden, menurut Dewinta, hal itu sudah tidak perlu.

“April tahun depan itu kita memilih presiden. Bukan ganti Presiden. Siapa pun yang terpilih itulah kemauan rakyat Indonesia dan kita hormati itu,” katanya.

Karenanya, Dewinta menuturkan, aksi ganti presiden itu tak perlu lagi dilakukan. Karena menurutnya, itu hanya menimbulkan pro kontra yang berujung pada perpecahan.

“Jika masih ada yang bikin demo ganti presiden saya kira itu provokator. Mereka tak ingin melihat bangsa ini rukun. Kita harus curiga dengan motif mereka,” ungkapnya.

Dewinta menyebut, jika ada pihak yang tidak suka dengan kekompakan kedua pemimpin bangsa ini, maka diragukan kewarasan mereka.

“Hanya orang yang tidak waras yang tidak suka Prabowo dan Jokowi kompak,” pungkas Dewinta. (Alf)

tag: #pilpres-2019  #jokowi  #prabowo-subianto  #asian-games-2018  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement