JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ekonom Rizal Ramli menyamakan kondisi geografis Indonesia dengan Brazil, yang memiliki sinar matahari sepanjang tahun. Bedanya, Brazil sudah mandiri dan menjadi eksportir, sedangkan Indonesia belum.
"Matahari di Indonesia terbit sepanjang tahun. Tidak ada negara di dunia yang mataharinya seperti Indonesia dan Brazil. Brazil sudah mandiri dan menjadi eksportir gula dan lain-lain," kata Rizal di Jakarta, Kamis.(20/9/2018).
"Tidak ada negara yang airnya berlimpah seperti Indonesia. Australia seperempat tanahnya gurun pasir. Harusnya kita jadi lumbung pangan untuk Asia atau dunia," terangnya.
Oleh karenanya, Rizal Ramli menilai, apa yang dilakukan Menteri Perdagangan Engartiasto Lukita dengan mengimpor beras sekali lagi tidak tepat. Apalagi Dirut Bulog sudah mengatakan stok beras masih cukup. Saat memasuki musim hujan, produksi beras hanya turun setengahnya dan itu masih cukup.
Kecuali, sambung Rizal, bila ada gelombang panas datang seperti elnino, maka harus impor beras sampai 2,5 juta ton.
"Tahun ini banyak hujan, tapi tidak ada alasan impor berlebihan. Kalau impor berlebihan, beras akan disimpan di gudang Bulog selama dua tahun. Akhirnya, beras diserang kutu," tuturnya.
"Begitulah kalau stok berlebihan, karena semangat impor. Itu memang ada rente ekonominya. Kalau musim hujan sebaiknya jangan impor, kecuali musim panas banget seperti elnino," ujarnya.
Menurutnya, bila ada political will, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia dalam empat sampai lima tahun ke depan, asal semua mekanismenya diubah. (plt)