Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Senin, 15 Okt 2018 - 06:16:40 WIB
Bagikan Berita ini :

Indonesia Butuh Politik Gagasan

40paslonpilpres2.jpg
Paslon Pilpres 2019: Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga (Sumber foto : ist)

YOGYAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Menjelang Pilpres 2019, Indonesia membutuhkan politik gagasan berbasis big data atau data raya. Hal ini penting guna mencegah polarisasi di masyarakat, yang dipicu oleh politik identitas atau politik aliran.

Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Fathul Wahid PhD menegaskan, Indonesia perlu memperkuat politik gagasan berbasis big data saat memasuki tahun politik Pemilu Presiden 2019.

"Memasuki tahun politik Pilpres 2019 hanya menghadirkan dua kontestan dinilai rawan dengan politik aliran atau identitas. Oleh karena itu, kita memerlukan politik gagatsan berbasis big data atau data raya," kata Fathul di Yogyakarta, Minggu (14/10/2018).

Usai peluncuran Drone Emprit Academic (DEA), Fathul mengatakan, saat ini sudah terlihat adanya polarisasi yang semakin menguat, baik di kalangan masyarakat maupun warganet di media sosial. Sayangnya, polarisasi itu dibangun di atas semangat politik kelompok atau identitas.

Menurut dia, politik yang digunakan untuk kepentingan kelompok atau perjuangan identitas tidak akan menjanjikan perbaikan bagi masa depan Indonesia.

"Kelompok yang menang pilpres akan terus dimusuhi oleh kelompok yang kalah. Padahal, kemenangan pilpres seharusnya menjadi kemenangan bagi Indonesia. Politik gagasan menjadi penting dikedepankan sejak dini," kata Fathul lagi.

Penggagas DEA Ismail Fahmi mengatakan, warganet masuk dalam perangkap politik identitas karena tidak menggunakan data dengan baik dan maksimal. Pada media sosial, setiap warganet dapat saja terkait dan tersangkut oleh arus besar opini yang digulirkan.

"Opini tersebut sebenarnya belum tentu dimunculkan berdasarkan data. Dalam konteks ini, penggunaan data untuk membangun gagasan politik yang sehat menjadi jalan keluar," kata dosen Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) itu.

Menurut dia, big data menjadi sumber rujukan, pembanding atau pedoman bagi warganet untuk mengusung politik gagasan.

"Suatu gagasan itu harus berbasis data. Menggunakan data dalam beropini atau beradu argumentasi akan mendorong muncul politik gagasan," katanya.

Ia menambahkan, DEA bekerja sama dengan UII akan menyediakan data yang dibutuhkan oleh penggunanya untuk mengusung penguatan politik gagasan.

"DEA dan UII siap memberikan data yang dibutuhkan terutama oleh kalangan akademisi, seperti dosen, peneliti, dan mahasiswa. Kami ingin insan akademik turut mengambil peran dan berkontribusi dalam mengusung politik gagasan," tegas Ismail.(plt/ant)

tag: #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement