JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pada masa kampanye Pemilu 2019 ini, para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) kedua belah kubu, kerap mewarnai wacana publik dengan saling sindir menggunakan istilah bernada negatif.
Istilah-istilah negatif yang menggelinjang di telinga masyarakat beberapa hari terakhir diantaranya sontoloyo, genderuwo dari Capres petahana Jokowi.
Lalu, tak berapa lama muncul istilah tampang Boyolali dari Capred Prabowo dan belum lama ini juga muncul istilah ‘buta dan budeg’ dari Ma’ruf Amin.
Gunjang-ganjing perang istilah saling sindir ini pun mendapatkan komentar Ketua MPR, Zulkifli Hasan.
Zulkifli menilai perdebatan kedua kubu kini malah semakin menjauhkan publik dari substansi program kampanye Pileg dan Pilpres.
Oleh sebab itu, Zul yang juga Ketum PAN ini menegaskan, pihaknya akan memilih perang program dan akan tetap fokus, konsisten mengusung agenda kebijakan ekonomi yang berpihak ke rakyat.
"Kampanye PAN santun dan damai bukan kampanye sindir menyindir, berbalas kebencian atau sibuk berdebat istilah. PAN konsisten berjuang untuk kebijakan ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil," kata Zulkifli, dalam keterangan pers didapat wartawan, Senin (12/11/2018).
Selanjutnya, Ketua MPR ini menyebut, fokus PAN kedepan adalah keberpihakan pada Usaha Kecil Menengah. Cara ini menurutnya ikhtiar yang paling konkrit untuk mensejahterakan petani dan mendorong terbukanya lebih banyak lapangan kerja.
“Karena itu, dalam setiap roadshow bersama Pak Sandi, PAN selalu memulai dengan menyapa pedagang pasar tradisional dan setelah itu diakhiri ngopi bareng millenial,” jelas Zul. (Alf)