JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Juru Bicara Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Putu Supadma Rudana angkat suara terkait pernyataan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.

Muzani sebelumnya menagih janji Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang ikut bersafari membantu mengkampanyekan paslon Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Tetapi hingga sebulan lebih ini belum juga turun gelanggang.

"Sekjen Partai Gerindra memberikan informasi yang tidak utuh, tendensius dan menyesatkan publik serta berusaha menyeret Komandan Kogasma PD pada persoalan yang tidak produktif," kata Putu di Jakarta, Kamis(15/11/2018).

Putu bercerita, dalam pertemuan AHY dan Sandiaga Uno di Kediaman Mega Kuningan Timur pada 12 September 2018 lalu, Sandiaga Uno berjanji banyak hal di hadapan Ketua Umum Partai Demokrat SBY dan Capres Prabowo Subianto.

"Setelah berjanji banyak hal, Mas Sandiaga meminta kesediaan Mas AHY untuk ikut bersafari. Mas AHY menyanggupi, tetapi tidak ditentukan waktunya kapan. Hingga hari ini, Mas Sandiaga bukan hanya tidak ada i'tikad baik untuk menepati janji-janjinya itu, tetapi juga tidak pernah melakukan komunikasi lagi dengan Mas AHY," jelasnya.

Sementara itu, keseriusan AHY untuk membantu paslon Prabowo-Sandi sudah dibuktikan dengan kesediaan AHY sebagai Anggota Dewan Pembina Tim Pemenangan.

"Pertanyaan terbesar kami, seberapa serius Mas Sandiaga Uno berjuang untuk menang, ketika duduk bersama antara para Anggota Dewan Pembina saja tidak pernah dilakukan. Sehingga, tidak jelas siapa akan berbuat apa?," ucapnya.

"Mas AHY sebagai Komandan Kogasma terbiasa berpikir dan bertindak sistematis, sebelum eksekusi lapangan, selalu ada perencanaan dan persiapan yang matang. Beliau meyakini persiapan yang baik adalah 50 persen kemenangan," paparnya.

Di sisi lain, saat ini AHY juga tengah sibuk turun ke lapangan guna mengonsolidasikan suara Partai Demokrat.

Dalam berbagai survei, alasan rakyat memilih partai politik, karena faktor figur nasionalnya menjadi justifikasi yang cukup kuat, mengapa saat ini AHY rajin turun ke lapangan bersama kader Partai Demokrat.

"Jadi, prioritas pertama ada pada partai baru kemudian capres-cawapres. Hal ini dilakukan bukan hanya oleh Partai Demokrat, tetapi juga oleh partai-partai lainnya. Inilah pertama kalinya Pileg dan Pilpres dilakukan bersamaan, sehingga bagi partai yang tidak memiliki capres cawapres harus bekerja keras karena tidak memiliki pengaruh langsung dan efek elektoral," tuturnya.

Pihaknya menyadari bahwa pasangan Capres Prabowo dan Cawapres Sandiaga sangat mengharapkan bantuan SBY dan AHY untuk menaikkan elektabilitas mereka yang cenderung stagnan.

"Di lapangan, kesukaan dan dukungan rakyat kepada AHY-SBY ini cukup tinggi. Untuk itu, jika benar pasangan ini serius untuk menang, maka janji-janji yang pernah diucapkannya agar direalisasikan, bukan janji dibayar dengan janji," jelasnya.

Dia juga meminta Partai Gerindra agar tidak banyak mengeluh kepada publik dan meminta partai lain untuk melakukan ini itu, karena hanya akan membuka aib Partai Gerindra sendiri.

"Sebagai bagian dari koalisi, kami mengajak duduk bersama untuk merealisasikan janji-janji yang sudah dibuat oleh Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Intinya, kami mendesak untuk segera dilakukan konsolidasi agar pekerjaan dan hasilnya lebih produktif," ujarnya.

"Optimisme yang ingin kami bangun adalah merealisasikan janji-janji Prabowo-Sandi kepada partai koalisi merupakan hal yang utama, sebelum berjanji kepada rakyat dan kemudian merealisasikannya," imbuhnya. (Alf)