JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Capres nomor 01, Jokowi mengeluhkanbeberapa isu negatif dan fitnah yang masih dialamatkan kepadanya. Antara lain isu dirinya sebagai Presiden RI yang dinilai mengkriminalisasi ulama.
Jokowi mengaku bingung dirinya masih saja diisukan mengkriminalisasi ulama. Padahal, kata dia, dirinya sudah menggandeng ulama paling atas di Indonesia, yaitu Ketua MUI KH Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
"Ini (istilah kriminalisasi) sering larinya ke sini, kriminalisasi ulama. Bagaimana mungkin. Pertama, wakil kita sekarang ini adalah ulama sudah paling atas, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Kok isu seperti ini masih berani keluar? Kriminalisasi ulama?" kata Jokowi saat memberikan pengarahan saat Temu Relawan Bravo-5 di Hotel Putri Duyung, Ancol, Jakarta Utara, Senin (10/12/2018).
Jokowi juga mengatakan setiap hari bertemu dengan para ulama dan kiai. Bahkan dia juga sering kali berkunjung ke pondok pesantren.
"Kita ini setiap hari ketemu ulama, ke pondok pesantren, ketemu kiai, tapi isunya seperti ini," katanya.
Dia pun menegaskan, jika memang ada ulama yang tersangkut masalah hukum, yang bersangkutan harus menghadapinya.
"Ini misalnya ada ulama yang terkena masalah hukum, ya memang harus berhadapan dengan hukum," kata Jokowi.
Hal ini berbeda dengan profesi lainnya, seperti kepala daerah dan anggota DPR. Dia menyebut banyak juga kepala daerah dan anggota DPR yang tersangkut persoalan hukum menghadapi persoalan itu.
"Wonggubernur saja kena masalah hukum berhadapan hukum, menteri juga ada masalah hukum berhadapan hukum. Kok nggak ada gubernur yang menyampaikan kriminalisasi, atau anggota DPR yang kena masalah hukum berhadapan hukum, tidak ada istilah kriminalisasi," katanya.
"Inilah hal yang tidak logis tapi diangkat terus. Rakyat yang di bawah, yang informasinya tidak lengkap, percaya, dan ini bahaya. Tolong ditanya siapa ulama yang kena kriminalisasi? Langsungto the pointsaja, jelaskan, karena itu memang ada masalah hukum," imbuh Jokowi seperti dikutip detik.com. (Alf)