JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) –Proses pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno diperkirakan tidak akan berjalan mulus.
Sebab, politisi DPRD DKI di Kebon Sirih mengaku tidak sreg terhadap tiga kandidat Wagub yang disodorkan DPW PKS Jakarta.Salah satunya adalah Fraksi Hanura DPRD DKI.
Ketua Fraksi Hanura DPRD DKI, Mohamad Ongen Sangaji menilai, tiga figur yang diajukan sebagai kandidat pendamping Gubernur DKI Anies Baswedan tidak memiliki kemampuan memimpin ibu kota.
Ketiga figur itu antara lain, Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu, Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Agung Yulianto, dan Ketua Dewan Syariah (DSW) DPW PKS DKI Ahmad Suhaimi
Karenanya, Ongen pun terang-terangan menyatakan sikap penolakannya terhadap tiga kandidat tersebut.
Menurut Ongen, ketiga figur itu belum teruji untuk menjadi orang nomor dua di Jakarta. Mereka juga dunilai tidak paham persoalan Jakarta.
“Saya bukan menolak atau tak suka dengan kader PKS. Tetapi, saya kasian dengan Jakarta kalau dipegang dengan orang yang salah,” kata Ongen di DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, (7/1/2018).
Karena itu, Ketua DPD Partai Hanura DKI ini menyarankan agar PKS dan Gerindra DKI kembali duduk bareng sebagai pemilik sah kursi Wagub DKI. Sebagaimana aturan dua partai itu yang berhak mengajukan calon untuk nantinya dipilih oleh DPRD DKI.
“Masal kami disuruh memilih orang yang trackrecordnya gak jelas. Inget, DKI itu memiliki APBD besar. Kalau salah bisa bahaya. Jangan samakan DKI, dengan provinsi lain atau kelas wali kota. Permasalahanya beda," jelas Ongen.
Menurut dia, banyak tokoh DKI lain yang berkiprah di nasional, yang bisa diajukan sebagai Wagub DKI pengganti Sandi.
Ongen ingin, orang nomor dua di Jakarta itu tidak diposisikan sebagai ban serep, tetapi harus punya kompetensi yang baik.
“Wagub DKI harus betul-betul yang mampu menjalankan tugas maupun fungsinya. Saya yakin, jika tiga orang yang diajukan PKS itu terpilih, mereka hanya duduk manis saja. Ini bisa saya pastikan. Makanya, Hanura menolak,” tegas dia.
“Meski begitu, Hanura tidak akan ikut campur internal Gerindra dan PKS dalam menentukan calon. Tapi, ya harus yang paham Jakarta. Bagi, saya tiga orang kader PKS tak paham Jakarta. Ini bisa repot, kalau wagub tak paham daerah,” Ongen menambahkan. (Alf)