Zoom
Oleh Alfian Risfil pada hari Jumat, 18 Jan 2019 - 16:19:31 WIB
Bagikan Berita ini :

Pengakuan Berbeda Jokowi dan Ahok Soal Dana Pilgub DKI 2012

80a411dc8-292d-47d8-aace-229848158efc_169.jpg.jpg
Jokowi dan Ahok (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dalam debat perdana Pilpres 2019, Kamis (17/1/2019) malam tadi, petahana Jokowi dinilai melakukan sejumlah blunder. Salah satu yang paling mencolok adalah pengakuan Jokowi yang mengaku tak mengeluarkan biaya politik saat maju Pilgub DKI 2012.

"Saya saat pemilihan wali kota, anggaran kecil, waktu gubernur di DKI saya tidak gunakan uang sama sekali. Pak Prabowo juga tahu mengenai itu. Ketua partai tahu," ujar Jokowi di panggung debat, Hotel Bidakara, Jakarta.

Pengakuan Jokowi tersebut sontak mengingatkan memori publik pada pengakuan mantan Wagub DKI pendamping Jokowi, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Sebab, Ahok pernah blak-blakan soal bantuan dana dari pengusaha kepada Jokowi.

Hal ini disampaikan Dewan Pembina BPN Prabowo Subianto-Sandiaga,Amien Rais. Dia menyebut capres petahana Jokowi jelas blunder.

Amien mengungkapkan, Jokowi berbohong soal tak ada biaya politik saat Pilgub DKI. Karena mantan Wali Kota Solo itu dibantu oleh para konglomerat, sebagaimana yang pernah disampaikan Ahok.

"Saya melihat blunder Pak Jokowi itu mengatakan 'waktu pilkada saya tanpa biaya' itu. Yang kita tahu, kata Ahok, yang membiayai pengusaha-pengusaha," ujar Amien menanggapi jalannya debat perdana, Kamis (17/1/2019) malam.

Jokowi Minta Duit ke Adik Prabowo

Senada dengan Amien,anggota Direktorat Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandi, Nicholay, membantahpernyataan Jokowi yang mengaku tak mengeluarkan uang saat mencalonkan diri di Pilgub DKI Jakarta.

Nico, panggilan akrabnya, mengungkapkan, bahwa Jokowi pada saat itu meminta uang kepada adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo.

"Jadi begini, tahun 2008 Jokowi waktu itu dia mengundang saya ke Loji Gandrung (rumah jabatan Wali Kota Solo). Kemudian bicara-bicara. Terus dia minta supaya diperkenalkan dengan Pak Hashim," kata Nico.

Singkatnya, Nico kemudian memperkenalkan Jokowi kepada Hashim. Pertemuan Jokowi dengan Hashim juga digelar di Loji Gandrung.

"Dalam pembicaraan, Jokowi memaparkan keberhasilan di Solo, memindahkan pasar tanpa Satpol PP secara manusiawi memakai tumpengan dan sebagainya," ujar Nico.

Menurut Nico, Hashim pun langsung tertarik. Dari penuturannya, Jokowi menyatakan ke Hashim bahwa dia ingin menjadi gubernur.

"Nah, Pak Hashim ini kan sosialismenya tinggi, sosialnya tinggi, akhirnya langsung tertarik. Setelah itu dia (Jokowi) menyatakan punya keinginan untuk menjadi gubernur. Waktu itu kami berpendapat, ketika dia punya masalah dengan Bibit Waluyo, Gubernur Jateng waktu itu, waktu itu Jokowi Wali Kota (Solo) yang kedua, maka kami ingin menjadikan Jokowi itu sebagai Gubernur Jateng," terang Nico.

Namun, Jokowi meminta untuk bisa mencalonkan diri menjadi Gubernur di DKI Jakarta.

Singkat cerita, akhirnya Hashim membawa Jokowi ke Prabowo, kemudian Ketum Gerindra itu membawa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Keduanya lalu diusung oleh Gerindra dan PDIP.

Dalam prosesnya, Nico menyebut Jokowi menyatakan tidak punya apa-apa. Menurut Nico, tak ada juga satu pun pengusaha yang mau memberi modal pencalonan kepada Jokowi.

"Ketika itu Jokowi menyatakan dia tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa. Dan memang, tidak ada satu pun pengusaha mana pun, baik pengusaha pribumi maupun pengusaha nonpribumi, yang mau mendukung Jokowi, sehingga Pak Hashim mengambil alih semuanya itu," ucap Nico.

Karena itu, Nico menyebut bohong jika Jokowi mengaku tidak memakai biaya politik saat Pilgub DKI. Menurut Nico, Jokowi meminta uang kepada Hashim.

"Itu puluhan miliar sampai ratusan (miliar rupiah). Jadi dia katakan tanpa biaya politik itu bohong. Saya saksi hidupnya dan ada beberapa teman saksi hidup yang lain. Kita yang mengantar duit itu, pakai tas keresek, lo," tutut Nico.

Bahkan, sambung Nico, saat itu Jokowi kerap menemui Hashim di Jakarta. Jokowi, kata dia, juga selalu mengeluh ke Hashim.

"Dia sering datang, kantornya Pak Hashim kan di Mid Plaza 2. Ketika itu intens datang ke Pak Hashim. Dan selalu datang itu dengan pengeluhan-pengeluhan. Akhirnya dibantu oleh Pak Hashim," ujarnya.

"Dia yang minta. Karena waktu itu nggak ada biaya dia. Jadi kalau dia katakan tanpa biaya, bohong!" tegas Nico. (Alf)

tag: #jokowi  #pilpres-2019  #amien-rais  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Zoom Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...