Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Minggu, 27 Jan 2019 - 16:27:56 WIB
Bagikan Berita ini :

Minat Baca Masyarakat Indonesia Hanya 0,001%, Komisi X Soroti Peran Sekolah

24ant-201511-003204.jpg.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra menyoroti rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Sebab, menurutnya, hal ini akan berdampak langsung pada rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air.

Dia menjelaskan, di tengah kondisi Indonesia yang sedang menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), membuat masyarakat Indonesia akan sangat sulit untuk bersaing dengan masyarakat dari negara lain di ASEAN.

Karenanya, kata dia, untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia harus dimulai dari sekolah.

"Sekolah itu merupakan tempat yang dirancang untuk melaksanakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, yang tentunya kegiatan itu tidak terlepas dari aktifitas membaca. Maka dari sinilah pentingnya mengembangkan budaya membaca di sekolah," kata di Jakarta, Minggu (27/1/2019).

"Kita berharap aktifitas membaca bisa menjadi budaya bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang berkemajuan," tambahnya.

Diketahui, survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2016, indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen.

Angka 0, 001 itu artinya, hanya ada satu orang dari 1000 penduduk yang masih ‘mau’ membaca buku secara serius (tinggi). Kondisi ini menempatkan Indonesia pada posisi 124 dari 187 negara dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Politisi Partai Gerindra itu juga menyinggung Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, melalui pembiasaan membaca buku non-pelajaran selama 15 menit setiap hari sebelum pembelajaran dimulai merupakan payung bagi keberlangsungan Gerakan Literasi Sekolah yang dirintis oleh Satria Darma untuk dijadikan sebuah program nasional.

Pemerintah pun harus bisa mendefinisikan literasi dari perspektif yang lebih kontekstual.

"National Institute for Literacy mendefinisikan literasi sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat," jelas dia.

"Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu, karena inilah yang membuat literasi ini berkolaborasi dengan mutu hidup dan kehidupan seseorang," imbuhnya. (Alf)

tag: #komisi-x  #dpr  #kemendikbud  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Produksi Minyak Nasional Terus Turun, Komisi VII DPR Minta Evaluasi menyeluruh SKK Migas

Oleh Fath
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-- Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin menilai kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto kinerjanya tidak ...
Berita

Ini Alasan Pembubaran PT NDK Menutup Kepentingan Pihak Lain

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --PT Nusantara Dua Kawan atau yang disingkat NDK resmi bubar. Pembubaran perusahaan ini sebelumnya sempat ramai di demo oleh sekelompok orang dengan tuduhan dugaan NDK ...