JAKARAT (TEROPONGSENAYAN) -- Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi menyatakan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tidak signifikan pengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal.

"Pada tiga pemilu sebelumnya, korelasinya tidak terlalu terlihat. Jadi, harapannya untuk tahun ini korelasinya juga tidak terlalu banyak terhadap indeks kita," kata Inarno di sela-sela diskusi dengan media di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Alapagi, lanjutnya, selain pemilu pihaknya saat ini juga masih menunggu laporan kinerja keuangan emiten sepanjang 2018 lalu.

"Tantangan tahun ini, kita masih tunggu laporan kinerja keuangan emiten. Kita masih tunggu kira-kira pada 2018, kinerja keuangannya, apakah bagus atau tidak. Kalau kita lihat sih mudah-mudahan kinerjanya masih cukup baik," ujarnya.

Yang juga menjadi tantangan tahun ini, menurut Inarno adalah kurangnya produk-produk investasi di pasar modal saat ini. Untuk itu, pihaknya akan terus berupaya untuk memperbanyak produk-produk investasi.

"Kita akan tingkatkan atau perbanyak produk-produknya," jelasnya.

Selain itu, respon kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) terhadap kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) juga dikatakan Inarno akan memengaruhi pasar saham.

"Kita sedang tunggu-tunggu apakah suku bunga mereka akan tetap atau tidak. Tapi, itu tantangan kita, " katanya.

Inarno mengingatkan, tantangan lain yang harus dicermati adalah neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang masih defisit serta kapasitas sumber daya manusia yang harus terus ditingkatkan.

Sejumlah sentimen eksternal juga dikatakan Inarno bakal memengaruhi bursa saham Tanah Air, diantaranya kebijakan moneter The Fed dan bank sentral dunia lainnya, perang dagang antara Amerika Serikat-China, dan proyeksi perlambatan ekonomi global. (ahm)