Opini
Oleh M Rizal Fadillah (Mantan Aktivis IMM) pada hari Kamis, 18 Apr 2019 - 17:27:56 WIB
Bagikan Berita ini :

Quick "Count Dracula"

tscom_news_photo_1555583276.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

Masyarakat tidak tercerahkan dengan Quick Count (QC) malah sebaliknya terkacaukan fikiran atau jiwanya. QC bisa jadi ajang permainan politik yang merusak opini dan sikap politik publik. Dalam area hukum hal ini bisa menjadi suatu delik atau kejahatan.

Lembaga survey sedemikian bebas mengungkap hasil-hasil survey tanpa harus mempertangungjawabkan kebenaran obyektifnya. Tidak takut masuk pada penyesatan atau penipuan. Politik dianggap permainan.

Bila standard suara rakyat ada pada QC maka yang berdaulat bukan rakyat lagi tapi lembaga survey. Sila keempat Pancasila mesti diganti menjadi kedaulatan lembaga survey. Apalagi jika sampai dari hasil QC Presiden sudah mengumumkan kemenangannya, maka sang Presiden tidaklah menghormati demokrasi. Ia menjadi anti Pancasilais.

Seharusnya ke depan ada aturan yang jelas mengenai hasil-hasil survey. Produk yang menggiring atau mempengaruhi layaknya dilarang. Sebabnya jelas yaitu membahayakan publik. Bisa menjadi penipuan atau semacam teror pula. Lembaga survey bisa menjadi teroris.

Dua hal penting ke depan yang perlu kita lakukan, yaitu:

Pertama, harus dibuat undang-undang tentang lembaga survey. Hal ini penting agar lembaga survey betul-betul bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai obyektif. Lembaga yang bekerja demi kepentingan politik atau semata bisnis yang merugikan masyarakat mesti kena sanksi hukum.

Kedua, lembaga survey yang memang bekerja untuk satu institusi hanya berhak memberi keuntungan pada institusi tersebut, tidak boleh memberi dampak pada pihak lain apalagi menggiring opini publik. Model QC saat ini yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, harus diawasi dan diatur ketat.

Quick Count yang bernilai konspirasi politik sangat berbahaya bagi pelaksanaan asas demokrasi. Apalagi di momen penting seperti Pilpres. Penyesatan bisa terjadi dengan melibatkan kekuatan global. Hal ini mesti dihindari. Pemutar balikkan hasil suara melalui survey, IT, dan publikasi massif adalah bagian dari kecurangan. Menghisap suara bagai Dracula menghisap darah. Quick "Count Dracula" sedang bermain di layar kaca. Mengacaukan pandangan masyarakat. Ini adalah kejahatan milenial yang mesti kita cegah dan lawan bersama. Demi penghormatan pada asas kedaulatan rakyat.
Bila kita memang berakal sehat.

Bandung, 18 April 2019 (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pilpres-2019  #kpu  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...