Prof. Dr. Mahfud MD lewat akun twitternya pada 21 April 2019 menuliskan: "Kekisruhan yang sekarang terjadi, antara lain, disebabkan juga oleh kurang antisipatifnya KPU dalam penanganan IT, sehingga terkesan kurang profesional. Masak salah input data sampai 9 daerah?. Masak dalam 3 hari baru terinput 5 persen. Penghitung swasta / perorangan saja sudah lebih di atas 50 persen."
Orang mengkritik KPU itu sama dengan memberikan MASUKAN. Tujuannya agar lima tahun mendatang, sistem IT KPU lebih baik. Untuk mengkritik, seseorang perlu ilmu, pemikiran dan KETULUSAN.
Para pemberi masukan (pengkritik) tidak digaji sama sekali. Sementara pihak yang dikritik (KPU, Bawaslu, dll) digaji besar ditambah tunjangan ini itu, bahkan punya anggaran untuk menghadapi kritik-kritik itu.
Jadi mohon ditanggapi lebih serius, agar makin bagus demokrasi kita. Jangan mengeluh. Jadi pejabat yang digaji oleh uang rakyat / APBN pasti dikritik, karena itu ada anggaran kehumasan. Selamat bekerja KPU dan BAWASLU. Kami selalu mendoakan anda semua. 2024 wajib lebih baik. (*)
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #pilpres-2019 #kpu #bawaslu