Oleh Rihad pada hari Sabtu, 27 Mar 2021 - 18:05:49 WIB
Bagikan Berita ini :

Demo di Myanmar Makan Korban 50 Orang, Militer Klaim Dapat Dukungan Rusia

tscom_news_photo_1616843149.png
Aksi demo di Myanmar (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Sedikitnya 50 pengunjuk rasa tewas saat peringatan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Para pengunjuk rasa muncul di jalan-jalan Yangon, Mandalay dan kota-kota lain. Mereka tidak takut dengan ancaman akan ditembak "di kepala dan punggung". "Hari ini adalah hari yang memalukan bagi angkatan bersenjata," kata Dr. Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti-junta yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, kepada sebuah forum online.

"Para jenderal militer merayakan Hari Angkatan Bersenjata setelah mereka baru saja membunuh lebih dari 300 warga sipil tak berdosa," katanya.

Portal berita Myanmar Now melaporkan sedikitnya empat orang tewas ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan ke kerumunan yang memprotes di luar kantor polisi di pinggiran kota Yangon Dala pada Sabtu dini hari. Sedikitnya 10 orang terluka.

Tiga orang, termasuk seorang pemuda yang bermain di tim sepak bola lokal U-21, ditembak dan tewas dalam protes di distrik Insein di kota itu, kata seorang saksi kepada Reuters.

Tiga belas orang tewas dalam berbagai insiden di Mandalay, kata Myanmar Now. Kematian juga dilaporkan dari wilayah Sagaing dekat Mandalay, kota Lashio di timur, di wilayah Bago, dekat Yangon, dan tempat lain.

Myanmar Now menyebut total sedikitnya 50 orang tewas pada hari Sabtu. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban tewas.

Dukungan Rusia

Pemimpin junta militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing menyebut Rusia sebagai teman sejatinya.

Hal itu diungkapkan Jenderal Min Aung Hlaing dalam parade militer Myanmar yang digelar untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata pada Sabtu (27/3/2021).

Melansir Reuters, Jenderal Min Aung Hlaing menyambut kehadiran pasukan Rusia yang menghadiri acara yang digelar di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, tersebut.

Jenderal Min Aung Hlaing mengklaim, tentara terpaksa merebut kekuasaan pada 1 Februari karena dia menuduh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) telah mencurangi pemilu.

Militer Myanmar mengambil alih kekuasaan setelah menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah petinggi NLD lainnya lalu melakukan kudeta pada 1 Februari. Sejak saat itu, aksi demonstrasi menentang kudeta terus tumbuh dan berlangsung hampir setiap hari.

tag: #myanmar  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Berita

Bersinergi dalam Beragam Aksi Kebaikan, Alumni ITB 1997 Gelar Acara Silaturahmi

Oleh Fath
pada hari Minggu, 05 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Angkatan 1997 menegaskan kebersamaan dan komitmennya untuk beraksi dalam berbagai bentuk kegiatan positif dalam Temu Kangen Syner97 ...
Berita

Jemaah Haji Kloter Pertama Mulai 12 Mei

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan, pemberangkatan perdana jemaah Haji 1445 Hijriah/2024 Masehi pada 12 Mei 2024. Di mana sebanyak 22 kelompok terbang (kloter) akan ...