JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Manajer Pemasaran Rumah Sakit Hermina Kota Medan Andrew Richi mengatakan ada dua tenda yang didirikan, lantaran 60 ruangan yang disediakan untuk pasien COVID-19 sudah terisi
“Saat ini kita jumlah pasien yang datang ke RS dengan indikasi COVID-19 itu, memang meningkat. Rata rata bisa sampai 5-6 pasien itu waiting list (setiap hari),” ujar Andrew kepada wartawan, Senin (9/8).
Di tenda darurat, pasien bisa menunggu ruangan pasien sembuh atau mendapat rumah sakit rujukan lain.
“Kita tidak mungkin membiarkan pasien telantar, jadi kami memutuskan menambah tenda, supaya pasien yang tidak bisa menemukan rujukan ke rumah sakit lain karena rumah sakit penuh, bisa untuk sementara menunggu di situ,” ujarnya.
Kata Andrew pendirian tenda darurat sudah terjadi sebulan belakangan
“Hampir rata-rata harian kita 5-6 pasien harus mengantre di IGD COVID, karena kita nggak dapat rujukan ke RS lain yang kebetulan penuh,” ujarnya.
Andrew menjelaskan di dalam 2 tenda darurat yang disediakan, kapasitasnya cukup untuk 9 orang. Rata-rata yang berada di sana merupakan pasien COVID bergejala sedang dan berat.
“Kalau yang terkonfirmasi (dirawat) sedang dan berat,”ujarnya.
Meskipun dirawat di tenda Andrew mengeklaim alat yang digunakan untuk merawat pasien sudah sesuai standar.
Kata dia tenda juga dibuat di areal belakang rumah sakit. Alasannya untuk, menghindari penularan terhadap pasien tak terkonfirmasi corona di rumah sakit itu.
“ Tujuannya mendirikan tenda kita memang dari sisi alur pelayanan dari pasien indikasi COVID-19 dengan non COVID itu kita pisahkan jalurnya, jadi kita menghindarkan supaya tidak terjadinya penularan masyarakat yang berkunjung,” kata dia.