Berita
Oleh Yunan Nasution pada hari Rabu, 11 Nov 2015 - 02:40:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Gawat, Dampak Asap Kebakaran Hutan Lebih Buruk dari Perkiraan

96kabut-asap.jpeg
Kabut asap (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Asap beracun dari kebakaran hutan di Indonesia yang telah menyebar ke wilayah Asia Tenggara kemungkinan lebih berbahaya bagi kesehatan manusia dan tanaman dibandingkan yang telah diperkirakan sebelumnya.

Louis Verchot, ilmuwan dari Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) mengatakan, para petani menghadapi panen yang buruk karena tumbuh-tumbuhan mendapatkan terlalu sedikit cahaya matahari untuk fotosintesis secara normal, sementara angka dari pemerintah yaitu setengah juta orang yang sakit karena asap hanyalah "puncak gunung es".

Sementara itu, api mengubah karbon yang disimpan dalam lahan gambut yang terbakar menjadi gas-gas rumah kaca, berkontribusi pada perubahan iklim.

"Ketika matahari terbit, dunia tampak kuning. Pada hari-hari terburuk, jarak pandang kurang dari 100 meter," ujar Verchot, yang memimpin lokakarta mengenai krisis di Kalimantan Tengah bulan lalu dengan sekitar 20 ilmuwan dari Indonesia, Amerika Serikat dan Inggris.

Sambil mengamati dan mengukur di lahan seluas 5.000 hektar yang terbakar, para ilmuwan -dilengkapi dengan masker-masker gas dan pesawat tak berawak (drone)- berjalan hati-hati menyeberangi lahan gambut yang diselimuti abu untuk menghindari lubang-lubang sedalam betis yang panas akibat bara di bawah tanah.

Para ilmuwan itu masih menganalisis data mereka, tapi Verchot mengatakan mereka telah menemukan gas-gas berbahaya di udara termasuk ozon, karbon monoksida, sianida, amonia, formaldehida, nitrat oksida dan metana.

"Gas-gas itu membuat mata dan tenggorokan iritasi. Tanpa masker, saya tidak tahu bagaimana orang bertahan," ujarnya.

Banyak orang yang memakai masker-masker sederhana yang tidak efektif menyaring senyawa-senyawa berbahaya, atau tidak memakai masker sama sekali, tambahnya.

Asap dari kebakaran hutan di Kalimantan, Sumatera dan daerah lainnya di Indonesia telah menyebar ke Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand.

Media lokal melaporkan bahwa sekolah-sekolah di Kalimantan Tengah telah tutup selama hampir lima minggu dalam dua bulan terakhir, sementara kabut asap menewaskan setidaknya 10 orang dan membuat 504.000 orang sakit di Kalimantan dan Sumatera, meskipun menurut Verchot angkanya jauh lebih tinggi.

"Orang-orang di tempat terpencil mencari perawatan medis ketika keadaan sudah sangat buruk. Saya cukup yakin angka itu terlalu rendah. Ini pasti orang-orang yang terimbas sangat serius," pungkas dia.(yn/voaindonesia)

tag: #bencana-asap  #kabut-asap  #melawankabutasap  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Dave Laksono Hadiri acara Digital and Intelligent APAC Congress 2024 Bangkok

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 02 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Di era baru yang terus berkembang, teknologi seperti Al dan Cloud mendorong batasan desain bisnis, meningkatkan produktivitas, dan mentransformasi model bisnis. Ketika ...
Berita

Bamsoet Ajak Pendukung Anies dan Gandjar Serta Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada ...