Berita
Oleh Alfian Risfil pada hari Selasa, 14 Mei 2019 - 23:49:58 WIB
Bagikan Berita ini :

600 KPPS Gugur, Sandi: Inilah Pemilu Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Indonesia

tscom_news_photo_1557852598.jpg
Sandiaga di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019). (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Cawapres Sandiaga Uno menyampaikan pidato politik di acara simposium "Mengungkap Fakta Kecurangan Pemilu 2019" di Hotel Grand Sahid, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).

Dalam kesempatan ini, Sandiaga menyinggung sejumlah hal, mulai meninggalnya ratusan petugas KPPS hingga kasus serangan fajar yang kepergok KPK.

Sandiaga menyayangkan terkait insidenmeninggalnya ratusan petugas KPPS. Ia menyebut peristiwa itu harus menjadi pelajaran serius demi perbaikan penyelenggaraan pemilu selanjutnya.

"Semakin nyata kiranya Pemilu 2019 yang sedang kita jalani ini menorehkan sejumlah catatan yang cukup memprihatinkan. Yang pertama tentu saja banyak keluarga yang harus kehilangan orang tua dan sanak saudara. Lebih dari 600 petugas penyelenggara pemilu wafat. Lebih dari 3.000 lainnya dirawat," kata Sandiaga di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).

Berikut pidato politik Sandiaga Uno selengkapnya:

Pemilu 2019 yang sedang kita jalani saat ini menorehkan sejumlah catatan yang memprihatinkan.

Yang pertama dan utama, banyaknya keluarga yang harus kehilangan orang tua, dan sanak saudara. Lebih dari 500 petugas penyelenggara Pemilu wafat. Lebih dari 3.000 orang lainnya dirawat. Kita berdoa, semoga yang wafat semoga husnul khotimah, yang sakit segera disembuhkan, dan korban jiwa tidak terus bertambah.

Dengan pahit kita harus menerima kenyataan, inilah Pemilu paling mematikan sepanjang sejarah Indonesia. Suatu pelajaran yang amat mahal yang harus kita jadikan bekal bagi perbaikan penyelenggaraan Pemilu di waktu-waktu mendatang.

Kedua, kita juga mencium aroma politik uang yang sangat tajam, tertangkapnya ratusan ribu amplop yang disiapkan untuk serangan fajar yang melibatkan pejabat tinggi BUMN dan pejabat tinggi pemerintahan. Rakyat sebagai pemilik kedaulatan telah dibuat terlena, bukannya memilih sesuai hati nurani, tetapi dipaksa atau setengah dipaksa memilih yang memberikan iming-iming uang. Ini sungguh-sungguh menciderai demokrasi kita.

Ketiga, bila kita tarik ke belakang, saya mengalami sendiri sepanjang masa kampanye hingga menjelang pemungutan suara, kita merasakan betapa banyak kejanggalan dan ketidakadilan yang kami alami, yang tidak ditangani dengan baik oleh penyelenggara Pemilu maupun pihak-pihak yang berwajib. Mulai dari sulitnya perijinan, tempat yang dipindah-pindah, hingga dipersulitnya akses untuk masyarakat ke titik acara.

Kami juga menaruh simpati pada rekan-rekan media yang mengalami tekanan untuk tidak memberitakan berbagai kecurangan. Kita juga menyaksikan upaya sistematis melemahkan suara oposisi, penangkapan aktivis, hingga kriminilisasi para ulama.

Namun, meskipun rintangan terus menghadang, saya, Pak Prabowo Subianto bersama rakyat Indonesia tidak akan pernah lelah berhenti berjuang dan menegakkan kebenaran dan keadilan. Saya mengajak saudara-saudara sekalian untuk terus berjuang sekuat tenaga, sampai titik darah penghabisan, menjaga kedaulatan rakyat. (Alf)

tag: #sandiagauno  #pilpres-2019  #kpu  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement