JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah, mendesak aparat kepolisian untuk lebih memahami psikologis publik yang tengah melakukan unjuk rasa. Lantaran menurutnya, balasan represif kepolisian hanya akan membuka celah provokasi.
"Pihak kepolisian sebaiknya memahami situasi psikologis publik yang sedang turun aksi, balasan represif hanya akan membuka celah provokasi," kata Dedi kepada TeropongSenayan, pada Rabu 22 Mei 2019.
Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik (PSDPP) beranggapan, bahwa titik didih politik publik diprediksi menguat dua hari ini. "Sehingga diperlukan langkah rekonsiliatif agar publik tidak menjadi bara dalam sengketa Pemilu. Elit harus tegas menyampaikan bahwa semua pihak menghormati prosedur hukum yang berlaku," ungkapnya.
Doktor Diplomasi Politik dan Kajian Media ini pun mengingatkan masyarakat, bahwa KPU RI baru mengumumkan hasil rekapitulasi, bukan penetapan prediden terpilih. "Bisa dikatakan sampai tiga hari ke depan belum ada presiden terpilih, setidaknya hingga gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) menghasilkan keputusan," tutupnya.