Opini
Oleh Andi Arief (Politisi Partai Demokrat) pada hari Jumat, 07 Jun 2019 - 13:38:57 WIB
Bagikan Berita ini :
Don't Cry for me 02

Persaingan Masih Lama di 2024, Kenapa Mau Perang Dengan AHY Sekarang?

tscom_news_photo_1559889537.jpg
(Sumber foto : Istimewa)

Pasangan 02 deklarasi capres cawapres tanpa melibatkan Partai Demokrat, SBY dan AHY. Artinya, merasa kuat dan punya perhitungan sendiri untuk menang. Dalam kenyataannya kalah terpuruk, malah menyalahkan Partai Demokrat, SBY dan AHY. Ngambek pada kekuatan yg tidak dilibatkan.

Partai Demokrat, SBY dan AHY ditinggal oleh deklarasi 02 hanya karena bilang jika Pak Prabowo berpasangan dengan Sandi Uno tidak memiliki peluang menang berdasar survey, dan menyarankan Pak Prabowo mencari cawapres lain agar kesempatan menang ada.

Tidak ada pandangan subjektif pada Sandi uno dari Partai Demokrat, SBY dan AHY. Berdasarkan survey saat itu, Sandi Uno teridentifikasi politik SARA, sehingga sulit menang di Jateng dan Jatim yang pemilihnya besar. Pak Prabowo keras kepala dan meninggalkan Demokrat. Kini terbukti.

Meski tidak yakin akan kemenangan 02, namun Partai Demokrat, SBY dan AHY tetap berupaya mencari jalan yang benar agar 02 menang. Berkali2 pertemuan mengusulkan sesuatu yg positif namun selalu ditolak oleh 02. Kawan yg baik adalah yg mengajarkan hal benar.

Pelajaran buat semua yang akan ikut capres dan cawapres, agar memperhatikan survey sebagai alat bantu kemanangan. Punya uang banyak namun survey tidak berpeluang dalam level pilpres jangan memaksakan diri.

Ada hal yang tidak pantas saya kemukakan soal mengapa Pak Prabowo memaksakan wakilnya Sandi Uno. Biarlah itu menjadi rahasia Partai Demokrat, SBY dan AHY. Namun sejarah mencatat bahwa Partai Demokrat, SBY dan AHY sudah menunjukkan jalan menang namun ditolak Pak Prabowo.

Soal penyelenggara Pemilu dan aparat yang isu diluaran dianggap tidak netral pernah disampaikan ke Pak Prabowo. Namun Pak Prabowo menyatakan bahwa KPU saat ini berbeda, KPU yang profesional dan netral. Tak perlu khawatir dengan KPU saat ini. Itu kalimat dari mulut Pak Prabowo.

Pileg dan Pilpres sudah selesai, KPU sudah menyatakan 01 menang, kini tinggal menunggu putusan MK. Partai Demokrat bukan anak buah koalisi, karena bukan fusi. Sehingga apa yg menjadi arah politik Partai Demokrat sepenuhnya hak kami. Demikian.

Tuit @andiarief__

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Hutang Kereta Cepat: Warisan Jokowi yang Menguras Kantong Anak Cucu

Oleh Didi Irawadi Syamsuddin, S.H., LL.M. Lawyer, Writer, Politician
pada hari Kamis, 16 Okt 2025
Indonesia akhirnya punya kereta cepat. Tapi sayangnya, yang cepat bukan cuma lajunya — juga pembengkakan biayanya, utangnya, dan klaim keberhasilannya. Dari proyek yang dijanjikan tanpa beban ...
Opini

Menjaga Keberadaban Media di Era Kebebasan: Suara Santri untuk Negeri

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dalam beberapa hari terakhir, publik digemparkan oleh tayangan Xpose Uncensored di salah satu stasiun televisi nasional, Trans7. Tayangan tersebut menyinggung santri dan ...