JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi IV DPR Rahmad Handoyo mengkritisi terjadi penumpukan stok beras yang sudah tidak layak konsumsi di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Jawa Timur hingga 10.000 ton.
Politisi PDI-Perjuangan menyatakan, penumpukan stok beras di gudang Bulog terjadi karena ketidakseimbangan tugas Bulog sebagai penyerap gabah petani satu sisi, serta penyaluran beras.
Ia menilai, hal ini akibat mekanisme dan kelola distribusi yang kurang tepat. Dia pun memintaMenteri Koordinator Perekonomian bergerak cepat mencari solusi.
"Beras yang sudah ditanam petani, tidak boleh mubazir terbuang percuma," kata Rahmad di Jakarta, Minggu (30/6/2019).
Politisi dapil Jawa Tengah V ini menegaskan, masalah ini jangan dianggap enteng, negara harus mencari solusi dalam menangani masalah perberasan ini.
Pasalnya, jika Bulog mendapatkan tugas utama sebagai pengedalian harga dan stok beras nasional, menurutnya tidak boleh setengah-setengah.
"Kalau begini kan Bulog dikejar target untuk menyerap gabah petani, lantas beras tersebut disalurkan kemana? Komersil? Saya kira urusan perberasan komerasil tetap diserahkan ke swasta dan Bulog tetap bertugas sebagai pengendali harga dan menyerap gabah petani," paparnya.