JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Derasnya kritik terhadap kinerja para wakil rakyat di Senayan yang dilontarkan beberapa kalangan mulai dari tokoh politik, pengamat politik dan beberapa lembaga survei membuat integritas dan produktivitas anggota DPR RI periode 2014-2019 patut dipertanyakan.
Pasalnya, semenjak mereka resmi dilantik 1 Oktober 2014 atau sekitar enam bulan lalu, produktivitas dan kinerja anggota DPR dinilai sebagian publik sangat lamban.
Salah satu anggota DPR RI dari Komisi I Fraksi PAN Teguh Juwarno bahkan mengakui bahwa kinerja anggota DPR RI sekarang masih harus diperbaiki lagi terutama dari sisi produktivitasnya.
"Hasil survey tentang DPR tersebut (kinerja rendah) harus kita maknai sebagai teguran sayang dari publik kepada DPR agar kami bekerja lebih maksimal lagi," kata dia di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (18/5/2015).
Menurutnya yang menarik, berdasar pengalaman sebagian besar anggota dewan, di tengah kritik dan persepsi buruk tentang DPR, kehadiran anggota legislatif di tengah masyarakat/konstituen sangat dinantikan. Hal tersebut terbukti dari derasnya kritik bila anggota dewan jarang turun ke daerah pemilihan untuk menyerap aspirasi warga.
"Menurut saya salah satu muara kritik terhadap DPR adalah rendahnya produktifitas produk legislasi yakni jumlah UU yang dihasilkan, maka parlemen harus lebih memperbesar alokasi waktu pembahasan UU. hanya masyarakat juga harus memahami bahwa UU adalah produk bersama DPR dan pemerintah," tandas dia.
jadi, kata Teguh, faktor lambatnya pembahasan sebuah UU tidak melulu karena DPR. Tak jarang pemerintah atau eksekutif yang lambat bahkan memperlambat pembahasan sebuah UU. (al)