JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Pakar ekonomi Universitas Indonesia (UI) Haryadin Mahardika menilai industri keuangan perlu memberikan bunga kredit nol persen bagi masyarakat yang ingin memiliki mobil listrik. Upaya ini dilakukan agar mobil tersebut lebih kompetitif dibandingkan mobil konvensional.
"Masalah pemasaran dan penjualan mobil listrik perlu diperhatikan mengingat mobil listrik merupakan sarana transportasi masa depan kita," ujar Haryadin Mahardika di Jakarta, Sabtu (10/8/2019).
Menurut dia, kalau bisa aturan penjualan mobil listrik tersebut dikaitkan dengan insentif. Tidak hanya insentif bersifat pajak, Haryadin juga mengharapkan adanya insentif non pajak. Insentif jenis ini, misalnya, dengan didukung oleh industri keuangan melalui pemberian bunga kredit nol persen kepada keluarga yang ingin membeli mobil listrik.
Ia mengatakan berbagai insentif yang diberikan tersebut harus diarahkan agar harga mobil listrik lebih murah atau di bawah harga mobil konvensional.
Kalau harga mobil listrik terlalu mahal, maka kemungkinan akan menghadapi persaingan berat dengan mobil-mobil nasional yang dipasarkan di Indonesia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan industri kendaraan elektrik memerlukan waktu lebih dari dua tahun. Hal itu karena sejumlah perusahaan otomotif melihat minat pasar terhadap produk tersebut.(plt)