Oleh Agun Gunandjar Sudarsa (Politisi Senior Partai Golkar) pada hari Jumat, 08 Nov 2019 - 10:24:21 WIB
Bagikan Berita ini :

Seperti Keinginan Presiden Jokowi, Golkar Harus Menjadi Partai Modern

tscom_news_photo_1573183461.jpg
Agun Gunandjar Sudarsa (Politisi Senior Partai Golkar) (Sumber foto : istimewa)

Pidato Presiden Jokowi dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar ke-55 harus diterjemahkan agar partai ini terus berbenah menjadi partai modern. Keberadaan partai modern itu dibutuhkan dalam kehidupan demokrasi kita yang masih bertumbuh (in the making).

Demokrasi yang menyejahterakan masih membutuhkan perjuangan. Utamanya keberadaan Partai Politik. Seperti kemandirian dan biaya partai politik, korupsi yang menggurita, menguatnya populisme konservatif anti toleransi dan anti demokrasi hingga manajemen dan tata kelola partai yang bersifat oligarki dan pragmatisme.

Dalam kodisi demokrasi yang "In the making" itu, Para Cyndicate dalam Hut ke-4 nya di Jakarta, dalam pengantar buku David Mathews yang berjudul Ekologi Demokrasi : Demokrasi Deliberatif dan Kekuatan Warga, menyatakan perlu adanya pergeseran dari politik retorik para elit menjadi politik kerja dengan pelibatan setiap ‘warga’ di tempatnya masing-masing.

Artinya politik retorika elit yang selama ini dikumandangkan, harus dibumikan menjadi politik kerja ‘warga’. Sehingga partai politik menjadikan warga negara terberdayakan serta memiliki kepedulian bahwa demokrasi itu adalah miliknya, jiwanya dan harapannya untuk masa depannya lebih baik lagi.

Pandangan politik David Mathews yang ingin memberdayakan warga negara itu diperlukan demi menghindari berkembangnya perilaku "opportunity behaviour" dari para elit dalam menjalankan kekuasaanya. Menjalankan kekuasaaan sepihak meninggalkan norma dan etik. Kondisi ini potensial memunculkan praktik oligarki dan kolusi.

Tata kelola seperti ini membuat pemilih makin tidak percaya terhadap partai politik, dan semakin menjauh dari tujuan demokrasi yang sesungguhnya. Partisipasi rakyat "warga" menjadi semakin rendah dalam keikutsertaannya dalam setiap pemilu. Dukungan dan kepercayaan terhadap partai semakin surut, pilihan lebih didasarkan kemampuan uang dan atau kekuasaan dibandingkan integritas dan kompetensi.

Partai modern yang dibutuhkan dalam konsep Demokrasi Deliberatif pada hakekatnya adalah karakter partai modern yang sungguh-sungguh kembali pada jati dirinya sebagai sarana mengagregrasi partisipasi rakyat dengan tujuan memberdayakan dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Di mana demokrasi yang dijalankan oleh partai politik harus menyertakan semua pihak, negara, swasta, profesional, industri, agamawan, budayawan, dan sebagainya. Di mana kesemuanya terlibat dan melibatkan "warga" masyarakat yang ingin disejahterakan.

Maka sudah saatnya Munas Golkar di bulan Desember 2019 ini merancang masa depan Golkar sebagai partai ideologis, partai pembangunan, partai kader, tempat kreativitas dan inovasi kaum muda/milenial, mendayagunakan teknologi dalam tata kelola dan manajemen partai terbuka, serta melibatkan ‘warga’ di lingkungannya masing-masing.

Jadi, sambutan Presiden Jokowi tentang partai modern itu bisa diartikan sebagai apresiasi yang harus diterjemahkan sebagai instrospeksi dan motivasi bagi jajaran pengurus dan kader Partai Golkar saat ini. Semoga.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...