JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Ketua DPP PKB Yaqut Cholil Qoumas menganggap hal yang wajar yang dilakukan oleh Wakil Presiden Ma"ruf Amin telah menunjuk delapan orang sebagai staf khusus Wakil Presiden untuk membantu tugas-tugasnya. Setengahnya adalah kader NU.
"Ya sah saja saya kira dan Pak Ma"ruf ini kan juga mustasyar PBNU sebelumnya rais aam PBNU kalau kemudian beliau mengambil stafsus yang memiliki latar belakang NU ya saya kira wajar-wajar saja," kata Yaqut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Pasalnya, sosok stafsus harus orang yang benar-benar buat nyaman Maruf. "Karena stafsus kan itu nempel ya. Itu dia day to day nempel dan dia tentu Pak Ma"ruf mencari yang paling nyaman buat beliau. Memberi masukan, diskusi dan seterusnya," ujarnya.
Yaqut membantah penunjukan staf khusus sebagai bagian dari bagi bagi kue setelah menang menjadi wakil Presiden. Sebab, dijelaskan dia, kedelapan stafsus itu sesuai dengan keahliannya.
"Saya kira dari delapan nama yang dtetapkan sebagai stafsus wapres itu, itu memiliki kualisifikasi yang berbeda beda. Ada yang ahli hukum, Pak Robikhin misalnya, ada soal terkait dengan masalah Sosial Pak Imam Aziz dan seterusnya," jelasnya.
"Saya kira ini penting, ya soal jumlahnya itu dianggap berlebihan ya relatif saja saya kira kebutuhannya," sambungnya.
Lebih jauh, dia membantah, penujukan delapan stafsus itu bertentangan dengan semangat debirokratisasi yang digaungkan oleh Jokowi. Dia mengklaim, stafsus itu sesuai kebutuhan Ma"ruf Amin.
"Kalah ngomong soal bertengangan dengan sembagta debirokratisasi, saya kira jangan dilihat dari stafsusnya dulu dong, jumlah menterinya dulu. Tetapi sekali lagi ini kembali lagi kepada kebutuhan, kalau saya memaknai debirokratisasi itu sejauh mana kebutuhan, jadi bukan kuantitas tetapi kualitas. Memaknainya seperti itu," tandasnya. (ahm)