JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Pernyataan Zulkifli Hasan, Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) pada penutupan Kongres ke V di Kendari, terus mengundang reaksi. Kali ini datangnya dari sejumlah partai pendukung pemerintah.
Sebut saja Daniel Johan, Sekretaris Jendral Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia menyebut bahwa tidak ada untung-rugi untuk menjadi oposisi. Sebab, fungsi oposisi adalah untuk mengontrol pemerintah. Tujuannya pun untuk menjaga keseimbangan dalam menciptakan demokrasi di Indonesia.
“Agar dialektika demokrasi dan pembangunan bisa berjalan lebih baik,” ujarnya kepada wartawan di DPR, Senayan, Jakarta Pusat (14/2/2020). “Sehingga bisa membawa kemajuan bagi Indonesia”.
Suara Daniel relatif berbeda dengan suara rekan lainnya dari koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Arsul Sani, Sekretaris Jendral Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sebelumnya mengatakan bahwa untuk menjadi koalisi dengan pemerintah perlu waktu panjang dan pembicaraan dengan kabinet dan parpol lain.
Begitu pula partai rekan sekoalisinya, Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Irma Chaniago juga kecewa dengan pernyataan Zulhas (sebutan Zulkifli Hasan). “Saya merasa illfeel melihat partai-partai politik yang sudah tidak punya kehormatan dan menggunakan segala cara demi Pilpres 2024,” ujarnya.
Ucapan Zulhas memang meninggalkan kesan seolah-olah PAN ingin menjadi “teman” di pemerintahan. Ia bilang akan rugi mengikuti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tetap komit menjadi oposisi.
“Kita harus positioning dengan siapa kita musti berteman, setidaknya tidak bermusuhan dengan banyak orang,” imbuh Zulhas, kala itu.
Barangkali Zulhas – atau PAN - belajar dari pengalaman sebelumnya. Ketika itu, wakil PAN, Asman Abnur duduk di kabinet Kerja Jokowi. Namun lantaran memilih mendukung Prabowo Subianto ketimbang Jokowi, Asman "terlempar" dari kursinya sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, menjelang kampanye pemilihan presiden 2019.
Di lain pihak, oposisi di mata Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS justru menguntungkan. “Jika koalisi pemerintah sudah penuh sesak. Sedangkan oposisi justru punya ruang gerak yang luas,” tuturnya.
Dengan situasi tersebut, Zulhas harus berpikir panjang membaca reaksi yang datang: memilih ruang gerak yang luas seperti dikatakan Mardani atau memilih teman yang banyak.