Berita
Oleh Rihad pada hari Sabtu, 07 Mar 2020 - 16:02:33 WIB
Bagikan Berita ini :

Tes Psikologi untuk Pemohon SIM Mulai Berlaku, Apa Yang Dites?

tscom_news_photo_1583571753.jpg
Pengendara sedang tes SIM (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) Tes psikologi untuk pemohon Surat Izin Mengemudi (SIM) akan mulai diberlakukan Senin besok (9/3) di Surakarta, Jawa Tengah.

Kasatlantas Polresta Solo, Kompol Busroni kepada media menyatakan penerapan aturan baru ini semula akan dilakukan Februari lalu. Hanya saja, karena ada kendala pada pelaksanaannya, maka ditunda dan baru akan dimulai 9 Maret 2020.

Menurut Kasat Lantas, aturan ini sudah waktunya diberlakukan mengingat peraturannya terbit pada tahun 2012 maupun tahun 2009.

"Tes psikologi sangat perlu mengingat seorang pemilik SIM harus dinyatakan sehat jasmani maupun rohani," katanya

Materi Tes

Materi tes psikologi sudah tercantum pada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Surat Izin Mengemudi. Seperti yang tertulis pada pasal 36, ada 6 hal yang materi tes psikologis.

Pertama, konsentrasi pengemudi pada saat mengendalikan kendaraannya. Konsentrasi sangat penting agar pengemudi mampu fokus selama di atas kendaraan. Ketika kehilangan fokus, sopir bisa melamun dan ujung-ujungnya dia membuat keputusan yang salah pada saat-saat genting.

Kedua, kecermatan dalam berkendara juga sangat penting. Setiap pengendara harus mempersiapkan diri sebelum melakukan perjalanan. Persiapan mobil harus dipantau mulai dari ban rem lampu dan sebagainya.

Ketiga tentang pengendalian diri untuk mengukur kemampuan sopir ketika mengemudikan kendaraan. Mereka yang mudah emosi seringkali membawa kendaraannya dengan cara ugal-ugalan yang bisa membahayakan orang lain.

Keempat, kemampuan penyesuaian diri dalam menyelesaikan keadaan di sekitarnya. Misalnya sopir ketika terjadi kemacetan, mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri seringkali menjadi emosi dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Sopir yang mampu mengendalikan diri akan bersedia antri dan tidak memaksakan diri ketika terjadi kemacetan.

Kelima, stabilitas emosi, diukur dari keadaan perasaan seseorang dalam menghadapi rangsangan dari luar dirinya, dan kemampuan mengontrol emosinya pada saat menghadapi situasi yang tidak nyaman selama mengemudi. Pada mereka yang tidak mampu mengendalikan emosi seringkali mengajak orang untuk adu mulut atau bahkan pukul-pukulan saat terjadi senggolan di jalanan.

tag: #polisi  #sim  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

MKD Gelar Sidang Terbuka di Kasus Uya Kuya Cs, DPR Tunjukkan Sebagai Lembaga yang Tak Anti-Kritik

Oleh Sahlan Ake
pada hari Senin, 03 Nov 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Langkah Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI yang menggelar sidang awal terkait pelanggaran etik lima anggota DPR yang dinonaktifkan partainya buntut kasus "joget DPR" ...
Berita

Banyak Warga RI Berobat ke Luar Negeri, Komisi IX DPR Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan Nasional

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini berpandangan pemerintah perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan nasional dan menjamin perlindungan hak pasien. Hal ini ...