Oleh Rihad pada hari Kamis, 12 Mar 2020 - 20:26:28 WIB
Bagikan Berita ini :

Pemerintah Umumkan Stimulus untuk Manufaktur Hari Ini

tscom_news_photo_1584019588.jpg
Pabrik otomotif (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pemerintah akan mengumumkan paket stimulus kedua untuk menangkal dampak meluasnya Virus Corona jenis baru (COVID-19) terhadap kegiatan ekonomi domestik pada Jumat (13/3/2020).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3/2020), mengatakan paket stimulus tersebut khusus akan ditujukan ke industri manufaktur. "Industri manufaktur merupakan sektor ekonomi yang paling terdampak dari timbulnya pandemik global COVID-19," katanya.

Pada dua bulan pertama di 2020 COVID-19 telah menahan laju industri di China yang turut berdampak pada pasokan bahan baku industri terhadap Indonesia.

Sektor yang sangat terpukul dengan adanya pandemik COVID-19 yang utama adalah sektor manufaktur, setelah itu pariwisata.

Beberapa garis besar dari paket stimulus kedua itu antara lain relaksasi Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 yang ditanggung pemerintah untuk karyawan sektor industri, PPh pasal 22 barang impor dan PPh Pasal 25 atau PPh Badan untuk industri manufaktur yang ditangguhkan selama enam bulan.

Selain itu, pemerintah juga berencana memberlakukan bea masuk secara berkala dan menaikkan batas maksimal restitusi pajak dari yang semula Rp1 miliar menjadi Rp5 miliar.

Kemudian, terdapat stimulus non fiskal dengan mempermudah impor bagi importir bereputasi baik melalui penghapusan 749 kode HS bagi barang larangan dan pembatasan di sektor tertentu.

Permintaan Pengusaha

Stimulus ini merupakan respon atas keluhan pengusaha yang mulai kesulitan menghadapi penurunan permintaan dari konsumen.

Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani, Kamis (5/3/2020) telah mendapat laporan adanya penurunan. Bukan hanya terkait bahan baku, tetapi permintaan dari konsumen sehingga berpotensi ikut menurunkan target penjualan. Penurunan produksi akibat berkurangnya demand terjadi pada industri manufaktur, khususnya yang membutuhkan bahan baku dari China.

"Penurunan penjualan terjadi di otomotif, misalnya mobil dan motor. Kami mendapat informasi turun 25 persen-30 persen dalam dua bulan, Januari-Februari 2020," imbuhnya.

Namun dia memastikan produksi dalam negeri masih cukup untuk menutupi konsumsi pasar dua bulan ke depan, khususnya jelang Puasa dan Hari Raya Idul Fitri.

tag: #ekonomi-indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement