Oleh Aris Eko pada hari Senin, 29 Des 2025 - 08:34:24 WIB
Bagikan Berita ini :

Kekeuh Stop Impor BBM, Ini Penjelasan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

tscom_news_photo_1766972064.jpg
(Sumber foto : antara)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menegaskan rencana tidak akan mengimpor solar pada tahun 2026. Dia mengungkapkan pada 2026 itu, Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan, Kalimantan Timur sudah beroperasi, sehingga pasokan solar dalam negeri diperkirakan bisa mencukupi.

"Agenda kami pada tahun 2026 itu tidak ada impor solar lagi," ujar Bahlil, di Jakarta, Minggu (28/12/2025).

Dia lebih lanjut menjelaskan impor solar tidak akan dilakukan jika pasokan dalam negeri sudah mencukupi. Namun jika belum siap, impor sementara kemungkinan akan dilakukan agar ketersediaan energi nasional tidak terganggu.

"Tetapi tergantung dari Pertamina. Kalau katakanlah bulan Maret baru bisa, berarti Januari, Februari yang mungkin sedikit, mungkin sedikit yang bisa kita lagi exercise (memperhitungkan). Tapi itu pun lagi saya exercise ya. Tapi kalau katakanlah Januari, Februari pun tidak perlu impor, tidak usah, untuk apa impor? Tapi kalau kebutuhan memang harus katakanlah kalau kita belum siap, ya kita daripada tidak ada," katanya.

Terkait kualitas BBM solar, Bahlil mengatakan pemerintah siap untuk meningkatkan kualitas BBM solar.

"Upayanya akan ke sana. Terus kita lakukan yang terbaik," ujar Bahlil.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa Indonesia tidak akan lagi mengimpor solar mulai tahun 2026.

Bahlil mengatakan hal itu dapat terwujud seiring beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Dengan beroperasinya kilang tersebut, kata dia, produksi solar dalam negeri diharapkan dapat mencukupi kebutuhan nasional tanpa perlu impor.

Selain RDMP, pemerintah juga terus mendorong pengembangan program bahan bakar nabati melalui kebijakan biodiesel B50.

Dia mengatakan kombinasi antara produksi dari RDMP dan implementasi B50 diperkirakan dapat menciptakan kelebihan pasokan (oversupply) solar, sehingga Indonesia berpotensi mengekspor bahan bakar tersebut di masa mendatang.

Kombinasi antara produksi dari RDMP dan implementasi B50 diperkirakan dapat menciptakan kelebihan pasokan (oversupply) solar, sehingga Indonesia berpotensi mengekspor bahan bakar tersebut di masa mendatang.(ant/ris)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PRAY SUMATRA
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement