JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Virus Corona kian mengganas di Amerika Serikat (AS). Sejak Kamis waktu setempat atau Jumat dinihari waktu Indonesia (27/3/2020), jumlah kasus COVID-19 sudah menggunung jadi 82.000 kasus.
Ini merupakan kasus COVID-19 tertinggi di dunia, setelah sebelumnya dipegang Cina.
Gegara penambahan jumlah penderita, banyak rumah sakit kewalahan. kurangan fasilitas pengobatan, dokter, perawat, dan tempat tidur. Begitu pula ventilator, masker dan alat pelindung diri.
Jumlah infeksi coronavirus A.S. naik di atas 82.000 pada hari Kamis, melampaui penghitungan nasional Cina dan Italia, ketika New York, New Orleans dan hot spot lainnya menghadapi lonjakan rawat inap dan kekurangan pasokan, staf, dan tempat tidur yang sakit.
"Setiap skenario yang realistis akan membanjiri kapasitas sistem perawatan kesehatan," Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan pada konferensi pers yang dikutip reuters.com (27/3/2020). "Tidak ada persediaan yang cukup."
Dampaknya mengerikan. Salah satu rumah sakit di Kota New York, Pusat Medis Universitas New York-Presbyterian/Columbia di Manhattan, mulai mengujicoba menggunakan satu ventilator tunggal untuk dua pasien COVID.
Sekitar 80% dari pasien di unit perawatan intensif Louisiana sekarang menggunakan mesin pernapasan, naik dari 30-40%. Itu menurut Warner Thomas, kepala eksekutif Ochsner Health System.
Kelangkaan masker pelindung, sarung tangan, gaun dan kacamata, mendorong beberapa dokter dan perawat menggunakan masker bekas yang dibersihkan dengan sabun, embuat sendiri masker, dan ada yang menggunakan kantong sampah sebagai masker.
"Perawat kami di seluruh negeri tidak memiliki peralatan pelindung pribadi yang diperlukan untuk merawat pasien COVID, atau pasien lainnya," ujar Bonnie Castillo, Ketua Serikat Perawat Seluruh AS, National Nurses United.