Oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik pada hari Sabtu, 28 Mar 2020 - 22:32:56 WIB
Bagikan Berita ini :

Terlalu, Pemerintahan Tak Terkoordinasi

tscom_news_photo_1585409576.jpg
Rizal Fadillah (Sumber foto : ist)

Keberanian luar biasa Presiden Jokowi mengumumkan yang bukan kompetensinya bahwa cicilan kendaraan ditangguhkan untuk satu tahun. Di media sosial muncul maklumat dari bank atau finance yang menyatakan "belum mendapat informasi penangguhan" karenanya menyerukan pembayaran cicilan sebagaimana mestinya. Lembaga yang muncul antara lain Bank Mandiri, Bank BRI, Sinarmas Multifinance, dan Pegadaian.

Bagaimana bisa terjadi seperti ini, terkesan tak ada koordinasi satu dengan yang lainnya. Pengumuman oleh seorang Kepala Negara tentu bukan main-main. Tapi realitanya bisa menjadi lain. Seakan Presiden dibantah oleh berbagai BUMN, lembaga perbankan/keuangan yang berhubungan langsung dengan nasabah. Lalu apa relevansinya seorang Kepala Negara mengumumkan urusan cicilan kredit motor?

Sejak soal revisi UU KPK, omnibus law, hingga pemindahan ibukota nampaknya manajemen pengelolaan pemerintahan ini terkesan asal-asalan. Mengelola negara seperti bermain di dunia boneka. Pengumuman penangguhan dengan tidak melibatkan instansi yang terlibat merupakan abus de pouvoir, fait accompli, serta otoriter. Kebijakan spekulatif seperti ini jelas berbahaya.

Belum lagi tanpa malu-malu melalui Menteri Keuangan, pemerintah mengumumkan pula permohonan kepada rakyat untuk donasi penanggulangan covid 19. Negara semestinya tak patut "mengedarkan kencleng" agar rakyat menyumbang. Negara telah menarik pajak dan telah memiliki anggaran yang terukur termasuk untuk keperluan kebencanaan.

Sejak pelantikan Presiden periode kedua telah terasa negara ini salah urus. Akibatnya neraca keuangan belepotan. Defisit terus. Menkeu yang cerdas dan sehat semestinya telah lama mengundurkan diri menghadapi kondisi keuangan yang morat-marit seperti ini.

Menkeu terbaik ini jungkir balik memaksakan diri. Sri Mulyani yang bisa saja berujung tidak mulya.

Satu lagi masalah muncul yaitu Konferensi Pers Kemenkomar Invest di Bandara Soekarno Hatta saat menerima bantuan dari Pemerintah China. Konferensi tatap muka yang diprotes Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) ini sepertinya kampanye "kebaikan China" mengatasi pandemi. Menteri Luhut memang dikenal jagonya urusan China. Padahal semua tahu China lah sumber bencana dunia ini.

Kita memang punya tim kabinet pimpinan Presiden yang pemberani tapi tanpa fakta dan perhitungan. Mudah mengumbar janji namun sukar membuktikan. Di tengah krisis tidak gesit untuk memimpin kesulitan bersama. Rakyat merasa telah kehilangan komando perjuangan. Arahannya sulit dipegang. Pagi dele, sore tempe.

Kata Rhoma Irama..terlalu!

tag: #jokowi  #corona  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Berita

Soroti Kasus Megakorupsi Poyek Fiktif Telkom Rp 431 M, Legislator: Perampokan Terang-terangan!

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 03 Jul 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyoroti soal skandal korupsi proyek fiktif senilai Rp 431 miliar. Menurutnya, kasus megakorupsi di tubuh Telkom ini bukan hanya ...
Berita

Direktur Rumah Sakit Indonesia Tewas Akibat Serangan Israel, Sukamta: Kejahatan yang Luar Biasa

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Al Jazeera melaporkan 67 orang tewas dalm waktu 24 jam (2/7) di Palestina. Dari 67 orang itu, 11 orang yang tewas di antaranya saat menunggu bantuan kemanusiaan. Mereka ...