Oleh Alfin Pulungan pada hari Jumat, 17 Apr 2020 - 12:20:02 WIB
Bagikan Berita ini :

Mengkritisi Keterlibatan Ruang Guru dalam Program Kartu Pra-Kerja

tscom_news_photo_1587096503.jpg
Founder Ruang Guru Adamas Belva Devara (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Pemerintah mengalihkan program Kartu Pra-Kerja menjadi salah satu sarana jaring pengaman sosial atau social safety net dalam penanganan dampak wabah virus korona. Dinamika wabah yang begitu cepat dan memukul perekonomian memecut pemerintah untuk merespons dengan cepat pemenuhan hak pekerjaan ini.

Awalnya, Kartu Pra-Kerja didesain untuk meningkatkan kompetensi kerja, serta meningkatkan produktivitas dan daya saing para pencari kerja. Program ini dicetuskan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo dalam kampanye pemilihan presiden tahun lalu. Pelatihan yang semula dirancang offline kini berubah menjadi online akibat meluasnya pandemi.

Perubahan ini membuka ruang yang memungkinkan pemerintah menyisipkan sarana jaring pengaman sosial, berupa pemberian dana tunai dengan jumlah yang lebih besar. Dengan biaya pelatihan online yang lebih rendah, pemerintah yakin mampu mengalokasikan sisanya untuk bantuan sosial.

Ada banyak hal yang sangat perlu diperhatikan pada program kartu prakerja ini. Antara lain, soal kepesertaan, proses seleksi, persebaran kepesertaan, metode pelatihan, lembaga pelatihan, dan link and match dengan dunia usaha.

Dari sekian banyak hal yang perlu diperhatikan tersebut, keberadaan lembaga pelatihan menjadi hal yang paling disoroti belakangan ini. Sebab, salah satu kunci keberhasilan program ini terletak pada lembaga pelatihan yang diajak kerja sama.

Sebagaimana disebutkan pemerintah, setiap pelatihan kerja yang dilakukan, pemerintah menyiapkan Rp3,55 juta per orang. Dan dari 3,55 juta itu, 1 juta diantaranya akan dipergunakan untuk biaya pelatihan.Sasaran penerima manfaat juga diprioritaskan untuk pencari kerja, pekerja informal dan formal, serta pelaku usaha mikro dan kecil yang terpukul di masa pandemi. Dengan begitu, teknis dan materi pelatihan juga turut disesuaikan.

Beberapa hari terakhir, sorotan terhadap lembaga pelatihan yang diketahui milik salah satu staf khusus (stafsus) Milenial Joko Widodo Adamas Belva Syah Devara mengiang dan menjadi buah bibir di jagat mayantara. Lembaga pelatihan bernama Ruang Guru itu disebutkan akan menjadi salah satu mitra Program Kartu Pra Kerja milik pemerintah. Sontak kehebohan di publik mencuat karena bau oportunisme tercium di lingkaran tersebut.

Anggota Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah menyatakan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) virtual dengan Kemenparekraf minggu lalu, ia pernah pertanyakan kenapa harus ruang guru, jawabannya karena mereka sudah siap aplikasinya.

Himmatul juga mengatakan mengapa tidak memakai aplikasi ruang belajar milik pemerintah? Kemdikbud oleh komisi X rekomendasikan untuk belajar daring dengan aplikasi "ruang belajar".

Politikus Gerindra ini juga sampaikan pula tidak semua pelaku usaha kecil dan ekraf mampu menjangkau sinyal bahkan mungkin gawainya pun bukan smartphone dan mereka tersebar di pedesaan.

"Saya sarankan TVRI untuk menjangkau siarannya dalam pembelajaran dan latihan dalam program kartu prakerja. Dan dalam rapat Komisi X saran ini disetujui dan jadi kesimpulan rapat," ungkap Himmatul saat dihubungi, Kamis (16/4/2020).


TEROPONG JUGA:

> Stafsus Milenial, Kartu Pra Kerja, dan Angka itu

> Sarbumusi: Tidak Seharusnya Kemenko Perekonomian Kelola Kartu Pra Kerja

> HIPMI Merasa Terbantu oleh Kartu Pra Kerja


Artinya keterlibatan Ruang Guru melanggar kesepakatan. Namun Himmatul enggan menanggapinya. Ia justu meminta hal itu dipertanyakan langsung kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnutama.

"Mungkin bisa ditanyakan langsung kepada Menparekraf. Karena kemarin kami menerima aduan pula dari pekerja dan pelaku pariwisata yang terdampak parah, bahwa yang mereka butuhkan dalam masa darurat ini adalah BLT bukan pelatihan daring," katanya.

Kaji Ulang

Anggota Komisi X DPR Fraksi Gerindra lainnya Martina penyederhanaan program sangat lah penting bagi masyarakat karena secara pisikologis masyarakat sudah sangat terpukul dalam menghadapi virus Covid-19. Ditambah lagi hilangnya pekerjaan untuk masyarakat.

"Untuk teknis pelatihan Pra-kerja harus dikaji kembali. Sistem rekrutmen harus dikaji kembali agar tidak mempersulit masyarakat," kata Martina saat dihubungi terpisah.

Selain itu, lanjut Martina, proses verifikasi seharusnya dibuatby virtualyang mana bertujuan untuk memastikan apakah masyarakat yang mendapatkan Kartu Pra-kerja itu yang memang kehilangan pekerjaan atau tidak memiliki pendapatan akibat pandemi Covid-19.

Martina juga meminta transparansi dalam penunjukan langsung Ruang Guru sebagai Lembaga pelatihan oleh Pemerintah. Lalu apa urgensinya lembaga Ruang Guru menjadi mitra program Kartu Pra-Kerja.

"Kenapa harus lembaga Ruang Guru yang menjadi mitra program Kartu Pra-Kerja?" ujarnya mempertanyakan.

Jika memang dilihat dari tupoksinya, ia mengakui lembaga tersebut cukup baik atau dapat bermitra dengan beberapa perusahaan start-up, yang mana dapat mendukung perekonomian masyarakat itu sendiri. Sebab itu, Komisi X DPR akan mengawasi kinerja mereka.

Jangan Manfaat Situasi

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Kurniasih Mufidayati menyatakan di tengah situasi pandemi yang telah menimbulkan kerugian pada masyarakat rentan terdampak wabah, hendaknya pemerintah dan para stakeholder tidak menjadikan situasi ini sebagai lahan proyek.

Menurutnya, banyak rakyat menangis karena sudah kesulitan dalam menyambung hidup sehari-hari. Inilah saatnya pemerintah dan para stakeholder hadir memberikan perlindungan dan jaminan kesejahteraan minimal kepada rakyat indonesia.

"Ini bukan saat yang tepat memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan-kepentingan tertentu," kata Kurniasih.

Legislator dari daerah pemilihan DKI Jakarta ini menegaskan pengelolaan Kartu Pra-Kerja bukanlah proyek tapi ini adalah amanah negara dan bangsa untuk membantu para pekerja korban ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini. Siapapun pengelolanya harus bertanggung jawab dunia akhirat dalam pengelolaan kartu ini secara transparan, adil dan merata.

"Mari kita saling menjaga, melindungi dan menolong masyarakat terdampak Covid-19, bukan malah sebaliknya. Karenanya kami berpesan, dalam pengelolaan program Kartu Pra-Kerja ini harus pihak yang netral bukan KKN dan tidak ada konflik kepentingan. Juga kami meminta jangan ada pikiran memanfaatkan situasi ini untuk ambil keuntungan di atas derita para pekerja," paparnya menegaskan.

Jangan PHP

Kurniasih mengatakan jutaan pekerja terdampak pandemi sedang menanti-nanti manfaat kartu. Sebab itu ia meminta jangan berikan PHP kepada mereka yang sedang kesusahan. "Semoga kebersihan dan ketulusan hati masih bisa hadir secara utuh dalam pengelolaan kartu prakerja untuk yang berhak mendapatakannya," tuturnya.

Alokasi anggaran Rp20 Triliun untuk Kartu Pra-Kerja pada saat ini adalah nilai yang cukup besar. Setiap pemegang kartu akan mendapat nilai manfaat sebesar Rp3,5 juta. Sementara untuk insentif pemegang kartu hanya sekitar 600 ribu perbulan. Sisanya adalah untuk pelatihan dan lain lain.

"Pelatihan seperti apa yang bisa diberikan sekarang kami juga belum jelas. Bagaimana teknisnya dan manfaatnya bagi pemegang kartu?" Katanya.

Dia menambahkan saat ini semua mata publik dan dunia sedang menyaksikan upaya pemerintah Indonesia dalam penanganan wabah Covid-19. Kurniasih juga berharap pemerintah dan stakeholder terkait masih memiliki hati dan semangat nasionalisme untuk jujur, transparan, adil dan merata dalam pengelolaan Kartu Pra-Kerja.

Siap Mundur

Staf khusus Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Devara menyatakan siap mundur dari tim staf khusus presiden jika dirinya terbukti ada konflik kepentingan terkait penunjukan Ruangguru sebagai mitra program Kartu Prakerja.

"Saya sedang konfirmasi ulang ke Istana apakah memang ada konflik kepentingan yang ditanyakan teman-teman semua di sini, walaupun saya tidak ikut proses seleksi mitra. Jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun," cuit Belva lewat akun twitternya @Adamasbelva, Kamis (16/4/2020).

Belva mengaku tidak mengikuti proses pengambilan keputusan dalam penunjukan Ruangguru sebagai mitra Kartu Prakerja. Ia mengklaim semua dilakukan independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja.

Belva mengatakan ada delapan mitra prakerja yang ikut seleksi hingga akhir tahun 2019 dan terbuka secara umum. Kemudian para mitra membuka platform mereka ke platform umum sehingga ada puluhan kandidat mitra.

"Sehingga total mitra yang berpartisipasi di program ini mencapai puluhan mitra. Setahu saya, mitra baru pun juga tinggal daftar saja ke e-commerce," cuitnya.

Belva menjelaskan proses seleksi mitra prakerja mirip dengan KJP dan KJS. Ruangguru hanya menjadi toko penerima pembayaran kartu prakerja. Penerima manfaat prakerja pun bebas memilih sendiri, membeli dari para mitra yang mereka inginkan, tanpa paksaan dari pihak mana pun.

"Ini bukan penunjukan langsung seperti layaknya pengadaan umumnya," tegas Belva.

Belva juga mengingatkan jika program kartu prakerja adalah program kampanye Jokowi pada pertengahan tahun 2019, sementara ia masuk sebagai staf khusus pada November 2019. Di sisi lain program skill academy sudah didirikannya tahun 2019 sebagai ekstensi dari produk Ruangguru lainnya. Program tersebut katanya sudah dilakukan sejak 2019 dengan total pengguna lebih dari 1 juta.

Belva juga mengatakan kalau pihak Istana menganggap dirinya tidak perlu mundur karena posisinya bukan pembuat keputusan. Hal itu membuat dirinya tetap menjadi staf khusus sekaligus CEO Ruangguru.

"Dari awal, pertanyaan pertama saya ke Istana sebelum saya menerima posisi stafsus adalah: apakah saya harus mundur dari perusahaan yg saya rintis? Jawaban Istana jelas: tidak perlu. Itu dasar saya menerima tawaran ini," pungkas Belva.

tag: #stafsus-milenial  #kartu-pra-kerja  #komisi-x  #komisi-ix  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...