Dalam rangka mencegah penyebaran wabah Virus Corona atau Covid-19, Presiden Jokowi bilang bahwa pulang kampung boleh tapi mudik dilarang.
Ada juga yang bilang sebaliknya, pulang kampung dilarang tapi mudik boleh. Ada yang bilang dua duanya dilarang kecuali tidak ketahuan petugas atau tidak terhalang penutupan jalan.
Ada juga yang berpendapat semuanya bebas saja karena tidak (belum) ada sangsinya, paling-paling himbauan atau kalau ketahuan diminta isolasi.
Tapi yang paling banyak adalah orang yang terkaget-kaget atau terkejut bengong karena terminologi mudik itu dibedakan atau tidak sama artinya dengan pulang kampung.
Sedangkan pemahaman masyarakat selama ini pengertian kedua kata-kata itu sama saja, dan itu memang sesuai dengan kamus bahasa Indonesia.
Mudik ya pulang kampung dan pulang kampung ya mudik. Karena isunya cukup hangat, akankah Kamus Besar Bahasa Indonesia mengubah definisinya? Belum tentu. Masyarakat umum juga tidak mudah mengubah pemahaman atas kedua istilah itu, kecuali sudah ada perubahan resmi dari kamus bahasa. Tidak ngefek kata anak zaman now.
Paling-paling yang pusing tujuh keliling adalah pejabat yang sekarang harus merumuskan “perbedaan” tafsir istilah mudik versus pulang kampung dalam penyusunan aturan mudik dan aturan pulang kampung.
Mungkin lebih stres lagi atau extra repot adalah petugas lapangan yang harus menjalankan aturan kebijakan larangan pulang kampung eh larangan mudik, maksud saya. Yang mudik akan “berbohong” bilang pulang kampung.
Semua diskusi diatas hanyalah urusan manusia untuk mencegah penyebaran virus Corona, yang umumnya dari kota-kota besar ke daerah atau desa.
Sayangnya virusnya sendiri tidak mampu membedakan mana orang yang mudik, mana yang pulang kampung. Mana yang pintar mana yang bodoh; mana yang bohong mana yang jujur, mana yang kaya mana yang miskin, mana yang pangkat mana yang rakyat jelata.
Pokoknya virus menghajar siapa saja. Dasar virus ...........!
Jadi akankah efektif pembedaan mudik dan pulang kampung dalam penyebaran virus? Tentu saja tidak. Dan de facto sudah banyak yang mudik eh pulang kampung.
Kini menjadi tugas Daerah mengantisipasi pemulang kampung dan kelak tugas kota kota besar khususnya DKI menerima arus balik pemudik eh pemulang kampung itu. Wah ribet tenan. Selamat berpuasa.
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #