JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Akibat sepi pembeli, nelayan di Serang, Banten, kesulitan menjual ikan lagi. Hal ini dialami nelayan tradisional di Pelabuhan Perikanan Karangantu, Kota Serang. "Kami bingung mau jual kemana kalau situasi seperti ini," kata Sudading (53), salah seorang nelayan tradisional di Karangantu, Kota Serang, Jumat (22/5).
Sebulan. terakhir ini, ia kehilangan banyak pembeli ikan laut, sehingga para nelayan kebingungan dalam memasarkan hasil tangkapan mereka. Sebelum Corona, ada pelanggan yang datang dari luar memesan ikan.
Sudading mengungkapkan dengan kondisi seperti ini banyak pesanan yang ditunda karena biasanya ia mengirimkan ikan hasil tangkapannya langsung ke pemesan di sejumlah wilayah di luar Kota Serang.
"Banyak pesanan kita dari Rangkas, Cikeusal, dan daerah lainnya yang ditunda. Biasanya kita kirim lewat kereta dan sekarang di tutup, mau naik mobil juga ongkosnya lebih mahal," kata dia.
"Saya berharap untuk saat ini ada perhatian dari pemerintah. Karena saat ini belum ada, cuman kita berharap saja. Paling kemarin juga kita dapat bantuan beras saja, itu juga ada yang dapat, ada juga yang tidak," kata Sudading.
Sementara pelelang ikan laut di Pasar Karangantu Haryadi (47) mengatakan meski hasil tangkap ikan laut terbilang banyak. Namun karena ada pembatasan terhadap pengunjung otomatis mempengaruhi penjualan di pasar.
"Pembelinya sekarang berkurang karena ada pembatasan sosial dari pemerintah. Kalau dari hasil tangkapan ikan tidak ada pengaruhnya," kata Haryadi.
"Untuk pendapatan jelas jauh berbeda, sekarang ini boro-boro untung, sepi terus tiap hari. Hanya saja bulan puasa agak sedikit ramai," kata dia.
Beberapa waktu lalu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengharapkan pemerintah dapat membeli hasil tangkapan nelayan dan produk perikanan dengan harga normal. "Penyebaran COVID-19 berdampak serius bagi aktivitas dan pendapatan nelayan. Pendapatan nelayan turun drastis. Kami berharap pemerintah membeli hasil tangkapan nelayan sehingga teman-teman tidak terpuruk," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Yugi Prayanto beberapa waktu lalu.
Di tengah pandemi COVID-19, lanjut dia, para nelayan dan pembudidaya perikanan terus berproduksi meski dibayang-bayangi kekhawatiran hasilnya tidak terserap.
Maka itu, ia mengatakan dukungan pemerintah sangat diperlukan agar nelayan dan pelaku usaha di sektor perikanan mampu bertahan di tengah kesulitan akibat COVID-19.
"Pemerintah seharusnya membangun cold storage di daerah yang banyak ikan tuna di Indonesia Timur," katanya.
Menurut Yugi, kawasan Indonesia Timur sangat minim cold storage. Padahal sangat diperlukan untuk menjaga kualitas ikan tetap segar dan dapat diproses untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
Ia menyebutkan minimnya ketersediaan cold storage pernah diungkapkan Bupati Morotai, Maluku Utara, Benny Laos. Dikatakan, Morotai sebagai Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) kekurangan cold storage, padahal daerah itu kaya potensi laut seperti ikan tuna loin.