JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Matinya George Floyd di tangan polisi terus berlanjut. Aksi kerusuhan pun merajalela dan menyebar di sejumlah wilayah. Sampai hari ketiga pasca kejadian masih terus berlangsung aksi pembakaran, penjarahan, dan perusakan.
Para pemrotes melampiaskan kemarahannya kepada polisi yang bersenjata menekan leher Floyd dengan lututnya hingga kehabisan napas dan tewas.
Hingga detik ini, kerusahaan tidak bisa teratasi. Walikota kota terbesar kedua negara bagian Minnesota, Amerika Serikat (AS) pun meminta polisi mundur dari kantor polisi yang dibakar. Sementara itu Pasukan Pengawal Nasional yang dipanggil Gubernur Minnesota Tim Walz tidak bereaksi mengamankan kota Minnesota.
Padahal Kamis malam (28/5/2020) Presiden Donald Trump ikut meminta Pengawal Nasional ikut turun tangan setelah menganggap walikota lemah dalam memulihkan ketertiban.
"Setiap kesulitan dan kami akan mengambil kendali tetapi, ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai," tulis Trump dalam Twitter yang dikutip reuters.com (29/5/2020).
Protes simpati menyebar ke kota lain seperti Los Angeles dan Denver. Jalan tol diblokir. Di Phoenix, pengunjuk rasa berhadapan dengan polisi dengan kerusuhan di City Hall, dan sebuah rapat umum digelar di Arizona State Capitol.
Pada Kamis malam aksi massa juga menyebar ke kota St. Paul, ibukota negara bagian yang berdekatan, dengan kebakaran dan perusakan di sana.
Kerusuhan tersebut dipicu oleh video yang menyorot penangkapan Floyd, 46 tahun. Di video itu ditunjukkan ketika polisi menekan leher dengan lututnya, Floyd mengerang: "Tolong, aku tidak bisa bernapas."
Empat petugas polisi yang terlibat dalam penangkapan Lloyd, dipecat pada hari Selasa, tetapi kerusuhan terus berlanjut.