JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kalau agregat pertumbuhan ekonomi di daerah menjadi sorotan.
Airlangga menyebut kalau agregat pertumbuhan ekonomi yang tertekan harus menjadi perhatian daerah khususnya DKI Jakarta sebagai Ibu Kota.
"Daerahpun diperhatikan, dimana kita lihat itu DKI Jakarta pertumbuhannya tertekan dalam yaitu minus 8,22 persen. Terdalam kedua sesudah Bali minus 10 persen," kata Airlangga melalui sebuah acara virtual, Selasa (15/09/2020).
Kemudian, Airlangga menuturkan kalau tiga provinsi lainnya yang memiliki agregat ekonomi negatif adalah Jawa Timur minus 5,9 persen, Jawa Barat 5,8 persen, dan Jawa Tengah 5,94 persen.
Sementara, lanjut Airlangga pertumbuhan ekonomi di dua provinsi lebih baik dari nasional minus 5,32 persen pada kuartal II 2020 yakni Sulawesi Selatan minus 3,87 persen, dan Sumatera Selatan minus 1,37 persen.
"Ini di atas perekonomian nasional. Beberapa daerah ini ditopang oleh sektor pertanian atau juga sektor perkebunan," tuturnya.
Untuk itu, pemerintah melihat bahwa sektor pertanian dan sektor perkebunan ini tidak terlalu terpengaruh oleh adanya wabah pandemi corona.
"Ini masih mempunyai resiliensi tinggi. Kita ketahui bersama bahwa efeknya terhadap nasional besar," pungkasnya.