JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr. Rima Agristina mendorong penguatan permainan tradisional termasuk Panca Main dimasukkan dalam kurikulum di sekolah, baik untuk Pendidikan Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah.
"Kami sudah mendorong ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar Panca Main ini bisa dimasukan dalam kurikulum ekstra kurikuler di Sekolah," kata Rima saat pengenalan Panca Main Indonesia dan Diskusi Ekonomi Berbasiskan Kearifan Lokal di Bali, dikutip dari siaran pers BPIP, Senin (18/10).
Rima menjelaskan, Panca Main Indonesia merupakan gagasan dan sinergi kolaborasi antara BPIP dengan Komunitas Permainan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) yang didukung Kementerian/Lembaga serta komunitas permainan tradisional.
"Panca Main ini sarana belajar menanamkan nilai-niai Pancasila sekaligus melestarikan permainan tradisional yang berdampak penguatan ekonomi kepada masyarakat," kata wanita Jebolan Doktor Ekonomi Universitas Indonesia ini.
Lebih lanjut ia menerangkan, Panca Main merupakan konsep tentang pemanfaatan dan Pembudayaan nilai Pancasila melalui permainan rakyat dan Olahraga tradisional. Melalui permainan ini, masyarakat Indonesia akan lebih mudah memahami nilai-nilai Pancasila yang telah ada dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, Panca Main didesain sarat dengan karakter budaya Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Komite Permainan dan Olahraga Rakyat Tradisional Indonesia (KPOTI), Indonesia memiliki 2.600 jenis permainan, sementara negara lain tidak sampai seribu jenis permainan. Menurut Rima, anak-anak Indonesia semestinya jauh lebih cerdas.
"Jangan sampai anak anak lebih kenal Doraemon, Frozen atau angry bird daripada timun emas atau si kancil," ujar Rima.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum KPOTI Dr. M. Zaini Alif mengatakan Panca Main merupakan inti sari dari 2.600 jenis permainan yang ada di Indonesia. Permainanz kata Zaini, bisa menjadi media pembelajaran anak-anak tentang nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.
"Pembelajaran nilai-nilai Pancasila seharusnya tidak hanya menghafalkan namun (bisa juga) melalui permainan. Dari berbagai jenis permainan ini dibangun pembiasaan, budaya masyarakat, seperti, kerjasama goyong royong, toleransi, dan sebagainya," tutur Zaini.
Zaini mengungkapkan, membangun karakter bangsa bisa masuk ke gerbang atau dari titik permainan. "Satu hal yang paling mudah diterima oleh anak anak ya pemainan. Masuk dalam gelombang alpha," ujarnya.
Dalam kegiatan pengenalan Panca Main tersebut, dihadiri oleh sejumlah pihak BPIP dan pemerintah, antara lain, Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya; Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnu Bawa Tarunajaya; dan Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden (KSP), Panutan Sakti Sulendra Kusuma.
Selain itu, hadir hadir pula Kesbangpol Propinsi Bali, Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, Direktur Pengendalian BPIP, M. Farurozi, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP, M. Akbar Hadiprabowo serta sejumlah penggiat Olahraga Permainan Tradisional Bali.