Oleh Sahlan Ake pada hari Senin, 19 Mei 2025 - 12:41:39 WIB
Bagikan Berita ini :

SOKSI Dukung Presiden Prabowo Perangi Korupsi Menuju Indonesia Emas 2045

tscom_news_photo_1747633299.jpg
Ali Wongso Sinaga Ketua Umum SOKSI (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) menyatakan dukungan penuh terhadap komitmen Presiden Prabowo Subianto, dalam memimpin perang besar melawan megakorupsi sebagai langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045 sebagaimana beliau tegaskan kembali dalam pidatonya yang menggugah di Kongres IV PP TIDAR (17/05), Presiden Prabowo menyampaikan tekad untuk tidak gentar menghadapi berbagai bentuk ancaman dalam membersihkan negara dari pengkhianatan korupsi.

“Kita harus perangi korupsi besar-besaran. Saya tahu saya akan diserang, mungkin dijebak. Tapi kalau saya harus dikorbankan demi bangsa dan negara, saya siap,” ujar Presiden Prabowo dengan nada tegas, yang memicu gelombang dukungan luas rakyat terutama dari kalangan nasionalis dan patriotis termasuk SOKSI.

"Bagi SOKSI sebagai penganut doktrin Karyawanisme, pola pikir mengimplementasikan Pancasila yang diwariskan Pendiri SOKSI dan Golkar, Mayjen TNI (Pur) Prof.Dr. Suhardiman, SE, memahami kader SOKSI adalah Kader Bangsa dengan Karya Kekaryaan maka logikanya anti korupsi dan bebas korupsi karena korupsi bukan hanya tindak pidana atau perbuatan kriminal luar biasa, tetapi musuh ideologis pembangunan bangsa sekaligus bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita kemerdekaan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat bangsa negara ini," tegas Ketua Umum SOKSI organisasi pendiri Partai Golkar itu kepada wartawan, Senin (19/05) di Jakarta.

Karena itu SOKSI memandang sikap tegas Presiden Prabowo tersebut merepresentasikan semangat patriotik yang langka dan sangat dibutuhkan dalam menghadapi kondisi darurat moral dan hukum akibat maraknya megakorupsi yang sementara ini tak tertangani tuntas. Menurutnya “Presiden Prabowo telah menyampaikan kebenaran yang sangat berani.

"Negara ini sedang digerogoti oleh mafia hukum dan peradilan, mafia migas dan tambang, mafia tanah, mafia anggaran dan keuangan, mafia narkoba, mafia judol dan mafia lainnya serta sindikat lintas sektor yang bekerja sistematis. Ini sudah masuk kategori ancaman besar terhadap eksistensi negara, bahwa korupsi hari ini telah berkembang menjadi musuh negara yang tak kalah berbahayanya dari PKI di masa lalu," kata mantan Ketua Ketenagakerjaan DPP Partai Golkar tiga periode itu.

Politisi senior Partai Golkar itu menambahkan fakta sejarah yang mengajarkan bahwa bangsa ini pernah menghadapi bahaya laten dari dalam - berupa wujud komunisme, kini bangsa menghadapi bahaya laten dalam bentuk korupsi sistemik yang menyandera berbagai institusi negara.

SOKSI, lahir tahun 1960 sebagai organisasi perjuangan ideologis yang sejak awal berkomitmen menjaga roh Pancasila berdiri bersama TNI AD dibawah Pangad Jenderal TNI (Anm) Achmad Yani, sebagai benteng sipil untuk melawan PKI dalam mengawal tegak utuhnya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, melihat pernyataan Presiden Prabowo tersebut sebagai panggilan sejarah, maka SOKSI tidak boleh diam menonton masalah apalagi menjadi bagian dari masalah, tetapi SOKSI harus terpanggil menjadi bagian dari pemecah masalah (problem solver) berjuang bersama Presiden dan TNI melawan musuh, para pengkhianat bangsa dalam wujud koruptor.

“Jika dulu kita melawan infiltrasi ideologi, hari ini kita harus melawan infiltrasi kepentingan gelap yang merusak moral birokrasi, menghancurkan keadilan, dan memperdagangkan masa depan rakyat, Ini bukan hanya kejahatan finansial, tapi bentuk baru penjajahan dalam negeri yang mencuri masa depan bangsa,” tegas mantan Anggota DPR RI 2009-2014 itu.

Karena itulah SOKSI spontan mendukung penuh kebijakan sinergi Kejaksaan Agung dengan TNI sebagai langkah strategis dan konstitusional dalam mengembalikan wibawa dan kehadiran negara menegakkan supremasi hukum dengan membongkar habis jaringan mafia hukum dan korupsi.

Kolaborasi sinergis ini diperlukan sebagai bentuk baru memperkuat pertahanan negara - state defense - untuk menyelamatkan aset nasional dan memperbaiki sistem untuk membersihkan segala bidang dan sektor-sektor vital dari cengkeraman mafia dan oligarki serta kepentingan gelap yang selama ini memperkaya diri di atas penderitaan rakyat banyak.

“Indonesia Emas 2045 yang kurang dari 20 tahun lagi, hanya bisa tercapai jika kita sebagai bangsa terlebih dahulu membangun pondasi moral dan tata kelola negara yang bersih. Itu tidak akan terjadi jika negara kalah melawan korupsi,” ujar Ali Wongso.

SOKSI menyerukan kepada seluruh kader SOKSI dan menghimbau elemen-elemen bangsa agar tidak bersikap netral dalam perang ini. “Dalam perang melawan korupsi, diam adalah bentuk pembiaran. Dan pembiaran adalah pengkhianatan. Ini bukan hanya perjuangan politik, ini adalah perjuangan ideologis untuk menyelamatkan masa depan bangsa," katanya.

"SOKSI siap berdiri di barisan depan sebagai mitra strategis mendukung kepemimpinan nasional Presiden Prabowo yang berani, visioner, dan berpihak pada rakyat memerangi megakorupsi untuk menegakkan keadilan dan memperkuat integritas negara menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Ketua Umum SOKSI yang diakui oleh Pendiri SOKSI dan Golkar Pak Suhardiman itu.

tag: #soksi  #partai-golkar  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
PEMPEK GOLDY
advertisement
KURBAN TS -DD 2025
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement