
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kominfo Digital (BPSDM Komdigi) bersama Komisi I DPR RI kembali menyelenggarakan program literasi digital Ngobrol Bareng Legislator, Jumat (12/12) pukul 14.00 WIB. Dengan mengusung tema “Membangun Jejak Digital yang Positif”, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya menjaga rekam jejak digital di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi.
Acara menghadirkan Anggota Komisi I DPR RI, Andina Thresia Narang, B.Comm, sebagai narasumber utama yang menjadi pusat perhatian dalam forum diskusi tersebut.
Dalam paparannya, Andina menekankan bahwa jejak digital memiliki dampak jangka panjang terhadap kehidupan seseorang, mulai dari aspek pendidikan, karier, interaksi sosial, hingga reputasi pribadi. Ia menegaskan bahwa generasi muda harus memahami konsekuensi dari setiap aktivitas digital, mengingat ruang digital tidak hanya berfungsi sebagai sarana ekspresi, tetapi juga sebagai arsip identitas yang mudah ditelusuri publik.
“Jejak digital adalah cermin diri kita pada era modern. Generasi muda perlu mengembangkan sikap bijak dan tanggung jawab dalam beraktivitas di ruang digital agar rekam digital yang terbentuk dapat menjadi aset, bukan ancaman masa depan,” tegas Andina.
Ia juga menambahkan bahwa Komisi I DPR RI terus mendorong terbentuknya ekosistem digital yang aman dan sehat melalui penguatan kebijakan perlindungan data pribadi, keamanan siber, dan pengendalian konten digital.
Sebagai komisi yang membidangi komunikasi, informatika, pertahanan, dan penyiaran, Andina menyampaikan bahwa parlemen memiliki peran strategis dalam memastikan regulasi dan program edukasi digital berjalan selaras dengan kebutuhan masyarakat.
“Literasi digital harus terus ditingkatkan, khususnya dalam hal keamanan data, etika bermedia, dan kompetensi verifikasi informasi. Kolaborasi pemerintah, legislatif, akademisi, dan kreator digital sangat penting untuk mencetak generasi yang lebih siap menghadapi tantangan era digital,” ujarnya.
Selain pemaparan dari anggota legislatif, kegiatan ini juga menghadirkan dua narasumber pendamping yang memperkaya perspektif diskusi.
Putri Wulandari, seorang digital content creator, memberikan wawasan tentang bagaimana generasi muda dapat memanfaatkan media sosial secara kreatif dan bertanggung jawab. Ia menekankan pentingnya menyusun konten yang bermanfaat, menghindari provokasi, serta membangun rekam jejak yang mendukung peluang karier dan jejaring profesional di masa depan.
Narasumber kedua, Jasmine Nurul Izza, M.Ed., seorang pegiat literasi digital, menyampaikan materi mengenai strategi membangun perilaku digital yang etis dan aman. Jasmine menyoroti berbagai tantangan ruang digital, seperti penyebaran hoaks, manipulasi digital, cyberbullying, hingga risiko oversharing yang sering kali tidak disadari pengguna. Ia mengajak peserta untuk lebih berhati-hati, selektif, dan kritis dalam setiap aktivitas digital yang dilakukan.