Berita
Oleh Ahmad Hatim Benarfa pada hari Kamis, 27 Agu 2015 - 15:27:07 WIB
Bagikan Berita ini :

Katherine Desak Pemerintah Fokus ke Fiskal Negara

12Katherine-A-Oendoen.jpg
Katherine A. Oendoen (Sumber foto : Sahlan Ake/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi VII DPRRI Katherine A. Oendoen mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi tertekan. Karena itu, ia mendesak agar pemerintah lebih fokus pada sisi fiskal negara.

"Yaitu mengamankan penerimaan negara baik saat ini maupun perkiraan APBN di tahun 2016. Tapi sisi moneter silahkan BI mengambil tindakan untuk menyehatkan rupiah dengan instrumen ekonomi makro yang menjadi kewenangannya," ujar Katherine di gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Anggota dewan dari Dapil Kalimantan Barat ini menjelaskan, fluktuasi dan pergerakan harga minyak saat ini sedang tidak menentu. Pergerakan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) saat ini sedang menuju ke titik nadir, di mana harga ICP di pasar bergerak sekitar 40 USD per barel.

Katherine memaparkan bahwa kenyataan harga crude dipasar dunia saat ini berkisar 43 US Dollar per barel. Sedangkan Menteri ESDM Sudirman Said dalam rapat dengar pendapat dengan komisi VII DPR RI mengajukan asumsi ICP 60 USD per barel untuk perkiraan APBN tahun 2016.

"Menurut saya yang penting bagi pemerintah adalah memastikan atau mengamankan penerimaan negara berapapun pergerakan ICP akibat kebijakan moneter negara lain yang berimbas pada situasi makro ekonomi di dalam negeri ataupun karena memang faktor internal sendiri," ucapnya.

Disampaikan Katherine, saat ini trend harga minyak mentah dunia cenderung menurun. Tetapi, lanjutnya, bukan berarti harga minyak mentah tidak bisa bergerak naik mendekati 100 USD perbarel.

"Hal itu dapat mungkin terjadi apabila cadangan minyak mentah di gua-gua tempat penyimpanan crude oil amerika sudah penuh atau negara-negara OPEC menurunkan produksinya untuk membanjiri pasar minyak dunia," ungkapnya.

Lebih dari itu, ia berharap pemerintah juga harus dapat memastikan APBN dapat mencukupi kebutuhan BBM yang terus meningkat seiring peningkatan jumlah produksi kendaraan bermotor.

"Disamping itu pemerintah harus memprioritaskan penguatan sisi supply Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui formula teknologi dalam negeri untuk mengolah crude oil dengan biaya produksi yang lebih murah, minimal sama dengan Singapore," tandasnya.(yn)

tag: #fiskal negara  #ekonomi indonesia  #krisis ekonomi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Ini Syarat Calon Independen Maju Pilgub DKI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 11 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menjelaskan syarat bakal calon independen yang hendak maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2024. Salah satunya ialah menyerahkan formulir ...
Berita

Sudah Sejauh Mana Kasus Dugaan Korupsi Di Telkomsigma?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kasus dugaan korupsi proyek fiktif di anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma periode 2017 - 2022 hingga kini belum ada kemajuan ...