Berita
Oleh Ahmad Hatim Benarfa pada hari Senin, 12 Okt 2015 - 19:56:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Kenapa Rupiah Bisa Menguat Tajam, Ini Jawabannya

13rupiah-dolar.jpg
Mata uang rupiah dan dolar (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Dalam sepekan lalu, nilai tukar rupiah menguat tajam setelah berbulan-bulan mengalami keterpurukan. Nilai tukar rupiah Jumat lalu ditutup pada posisi 13.521, menguat 8.78 persen dibanding Jumat sebelumnya bertengger pada posisi 14.709 rupiah untuk setiap dolar AS. Tentu saja, fenomena itu membawa efek kejutan di tengah terus menguatnya dolar AS terhadap mata uang lain di dunia.

Anggota Komisi XI DPR Donny Imam Priambodo mengungkapkan, penguatan nilai tukar itu disebabkan ketidakjelasan data ekonomi Amerika. Ketidakjelasan itu memantik asumsi kuat bahwa The Fed akan menunda kenaikan suku bunga sampai semester awal tahun depan.

Baca juga :Soal Asap Riau, Presiden Sudah Terlalu Telat

“Kepastian ini yang membuat pengusaha mulai melepas dolarnya ke market, untuk melakukan kegiatan ekonomi yang selama ini mereka tahan (wait and see),” ujar legislator dari Dapil Jateng III ini kepada TeropongSenayan, Senin (12/10/2015).

Baca juga :Inlah Kata Hawking Soal Keadaan Sosial Dunia

Seperti diketahui, kinerja ekonomi AS selama bulan September kemarin hanya menghasilkan 142 ribu lapangan kerja baru. Angka itu terhitung minim dibanding angka perkiraan yang menargetkan 220 ribu lapangan kerja. Dengan kondisi itu, muncul dugaan kuat bahwa The Fed akan kembali menunda kenaikan suku bunga acuan hingga semester awal 2016.

Donny juga menuturkan, tak hanya rupiah yang mengalami tren penguatan terhadap dolar. Fenomena serupa juga terjadi pada beberapa mata uang regional. Meskipun begitu, penguatan rupiah tergolong cukup tinggi dibanding mata uang negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, India, mau pun Korea dan Australia.

Tingginya penguatan rupiah dibanding mata uang negara-negara lain itu, menurutnya, juga dipengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif baik dibanding negara-negara di atas.

“Perlu diingat, walau pun pertumbuhan ekonomi Indonesia 4.5-4.7%, jika dibanding negara-negara tersebut, masih cukup tinggi. Inilah yang membuat para investor masuk ke Indonesia meski pun tidak serta merta menguatkan langsung secara signifikan,” ujar pria kelahiran Jombang ini.(yn)

tag: #rupiah menguat  #dolar  #nilai tukar rupiah  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Peringati May Day 2024, BPJS Ketenagakerjaan Dukung Kesejahteraan Pekerja

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 02 Mei 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wali Kota Administrasi Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim mengatakan, dirinya sangat mendukung upaya-upaya peningkatan kesejahteraan pekerja atau buruh. Hal ini disampaikan ...
Berita

Dave Laksono Hadiri acara Digital and Intelligent APAC Congress 2024 Bangkok

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Di era baru yang terus berkembang, teknologi seperti Al dan Cloud mendorong batasan desain bisnis, meningkatkan produktivitas, dan mentransformasi model bisnis. Ketika ...