JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI-Perjuangan Masinton Pasaribu menilai, pemerintah tidak perlu membeli helikopter mewah kepresidenan jenis AW-101 buatan Italia untuk digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Lebih baik, ujar Masinton, pemerintah produksi helikopter super mewah yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia ketimbang impor.
"Pakai saja produksi dalam negeri milik dirgantara, itu kan buat jarak-jarak dekat doang. Kalau pun ada tamu VVIP, kita sewa saja helikopter," kata Masinton kepada TeropongSenayan, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (22/11/2015).
Selain itu, Masinton juga melihat pembelian helikopter yang ditaksir harganya mencapai Rp 1 triliunan ini tidak tepat bila melihat kondisi ekonomi Indonesia sekarang.
"Dari sisi ekonomi memang tidak tepat, saya setuju bila helikopter itu di produksi dalam negeri," tuturnya.
Presiden Joko Widodo pada pertengahan tahun depan direncanakan tidak lagi menggunakan helikopter kepresidenan jenis lama, yakni Super Puma, produksi tahun 1980. TNI Angkatan Udara akan menggantinya dengan yang baru, yaitu Agusta Westland AW-101.
"Meskipun Super Puma masih laik terbang, ada pilihan baru yang lebih modern dan memberikan keamanan serta keselamatan Presiden atau Wakil Presiden saat kunjungan kerja ke pelosok daerah," ujar Komandan Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Marsekal Pertama (TNI) Umar Sugeng, Selasa (17/11/2015).
Helikopter AW-101 tercatat memiliki standar pengamanan modern, seperti perahu karet dan sarana bantalan udara yang mengembang seperti air bag (kantong udara) saat terjadi benturan.(yn)