JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (MPP PAN) Amien Rais merasa geram dengan berbagai persoalan yang terjadi akhir-akhir ini terutama terkait kisruh PT Freeport Indonesia.
Menurutnya, kisruh Freeport tersebut sudah menyedot energi bangsa ini dan melupakan persoalan mendasar yakni manfaat keberadaan Freeport di Indonesia selama ini yang sama sekali tidak memberikan manfaat apapun bagi bangsa dan negara ini.
"Jadi, saya adalah alumni senayan.Saya tahun 1999, saya jadi Ketua MPR. Jadi, saya sudah merasa ada hubungan batin di kampus ini. Kampus politik saya, dan saya melihat ada dua persoalan yang tengah terjadi saat ini, pertama, terkait persoalan etik yang tengah diproses oleh MKD dan kedua terkait pentingnya pembentukan Pansus Freeport," kata Amien di DPR RI Jakarta, Senin (14/12/2015).
Adapun, terkait proses yang tengah terjadi di MKD, iamendukung langkah MKD sepanjang untuk kebaikan bangsa dan negara.
"MKD silakan usut sampai ke ujung bumi, semua tokoh yang disebut-sebut terlibat, asal semua sesuai ketentuan. Itu jangan mundur," tandas dia.
Ada hal yang tak kalah penting daripada sekadar proses yang tengah berjalan di MKD yakni mengungkap berbagai penyimpangan yang dilakukan Freeport selama bercokol di Indonesia.
"Yang kedua, bahkan yang menjadi penting adalah bahwa Freeport itu melakukan tiga kejahatan penuh dengan penuh skandal.Sudah 3,5 abad Freeport bercokol tapi tak memberi manfaat apapun, skandal ekologi, yang menghancurkan lingkungan itu sudah ratusan, maaf sudah miliaran ton dibuang ke sungai Arafura sehingga menjadi penuh polusi, sungai yang tadinya hijau, sekarang jadi tertutup," tegas dia.
"Jadi, sekali lagi, Freeport itu menghina kita, menghina kita secara ugal-ugalan. Dan yang kedua, Freeport melakukan pembangkangan pajak. Saya yakin sekali triliunan yang tidak dibayar secara resmi atau secara sah dari Freeport ke pemerintah kita. Freeport itu bayar pajaknya lebih kecil dari Gudang Garam, atau Djarum. Ini penghinaan luar biasa," tandas dia.
Selain itu, berbagai persoalan pun kerap muncul dengan keberadaan Freeport selama ini terutama persoalan pengabaian hak-hak kemanusiaan yang dialami masyarakat sekitar area Freeport.
"Ketiga, Freeport melakukan kejahatan kemanusiaan, masyarakat tidak ada dosanya ditembaki oleh satpam Freeport, Mengais emas kecil-kecil itu. Berapa barangkali setengah gram, di lembah itu pun ditembak," ujar dia.
Untuk itu, iaberharap agar para wakil rakyat fokus dan memperhatikan persoalan tersebut dan bila perlu keberadaan Freeport di Indonesia tidak perlu lagi diperpanjang.
"Saya mohon betul ini, DPR namanya sudah babak belur, sudah tidak dianggap. Untuk memulihkan kepercayaan publik maka DPR harus buat Pansus, dan diharapkan pansus tersebut betul-betul bisa menghentikan dan enggak usah diperpanjang," tandas Amien.
Jika hal tersebut terwujud, lanjut dia, maka bangsa ini akan merasakan manfaat yang sangat luar biasa tatkala bisa mengelola SDA-nya sendiri.
"Kita akan gembira, jadi kembali ke pangkuan kita. Kita akan lebih senang lagi. Jadi, sekali lagi, saya sebagai alumni yang sudah tidak datang ke Senayan ini, saya menghimbau semua Fraksi setuju membat pansus, kalau bisa sebelum reses pansus disahkan, kemudian, Pansus Freeport harus membedah keberadaan Freeport, itu yang telah melakukan tiga kejahatan sekaligus, dan lainnya, jangan diperpanjang, kemudian, buruh dan pekerja freeport itu diambil alih, yakinlah, Amerika tidak bisa apa-apa. Jadi, kalau yakinlah Amerika mengamuk, mau menghajar Indonesia tak mungkin," tegas dia.
Namun, Amien Rais mengingatkan agar dalam perjalanannya nanti jika pansus Freeport berjalan, pansus dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan harapan bangsa dan negara ini.
"Pansus ini utuh, dan tak masuk angin, supaya jangan melempem. Mudah-mudahan, Pak Jokowi ini berani bisa menghentikan Freeport,"ujarnya, penuh harap. (iy)
