LONDON (TEROPONGSENAYAN) - Perusahaan minyak asal Inggris, BP, berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 4.000 pekerja di seluruh dunia. 600 di antaranya, berasal dari tambang yang beroperasi di Laut Utara.
Dilansir BBC, Rabu (13/1/2016), BP mengungkapkan terus merugi akibat anjloknya harga minyak hingga 70 persen sejak tahun lalu. BP lebih memilih melakukan efisiensi besar-besaran di industri minyak.
PHK pekerja tambang di Laut Utara, diperkirakan berlangsung hingga dua tahun ke depan.
Raksasa perusahaan minyak asal Brasil, Petrobas, juga memangkas sebagian besar investasinya di sektor minyak.
Petrobas mengurangi investasi hingga USD 32 miliar, atau 25 persen dari total investasi yang ditargetkan tahun ini. Pemangkasan investasi yang dilakukan Petrobas menjadi yang pertama kalinya sejak empat tahun terakhir.
Petrobas menyatakan hal itu, karena perusahaan menyesuaikan diri dengan prospek ekonomi baru.
Sementara itu, BP mengungkapkan, gelombang PHK memang diperkirakan terus terjadi di bisnis eksplorasi dan pengeboran minyak, mengingat harga minyak dunia yang terus berada di level rendah.
"Kami ingin menyederhanakan struktur dan mengurangi biaya. Secara global, kami targetkan jumlah pegawai di hulu berjumlah 20 ribu orang hingga akhir tahun ini," kata juru bicara perusahaan BP.
Meskipun mengurangi jumlah tenaga kerja, BP tetap berkomitmen untuk melakukan eksplorasi di Laut Utara dan menganggarkan USD 4 miliar pada tahun ini.(yn)