JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Indonesia didirikan oleh para pendiri bangsa di atas kebhinekaan, baik suku, agama, budaya, tradisi, serta adat istiadat.
Untuk menjaga kebhinekaan tersebut, kata Khofifah, maka segenap elemen dan komponen bangsa wajib bergandengan tangan menciptakan suasana yang kondusif dan menyemai rasa damai dan kasih sayang terhadap sesama.
"Kebhinekaan suatu keniscayaan bagi bangsa Indonesia. Berbicara tentang kebhinekaan berarti menjalin sinergitas dengan segenap elemen dan komponen bangsa, terlebih bagi muslim di Indonesia," kata Khofifah dalam keterangannya kepada TeropongSenayan, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Ketua Muslimat NU ini mengingatkan, tidak satupun agama membenarkan segala tindakan keji dan menebar teror. Terlebih yang menghancurkan dan menginjak-injak Hak Asasi Manusia (HAM).
"Mari kita sebar, semai dan hadirkan Islam yang rahmat lil alamin (kedamaian bagi seluruh alam) dengan damai dan kasih sayang," ujar Khofifah.
Lebih jauh Khofifah menjelaskan, belajar dari sejarah Nabi Muhammad SAW saat hijrah dari Makah ke Madinah, sambutan pertama penduduk Madinah (saat itu-Yatsrib), yaitu Thala'al badru 'alaynaa, Min Tsaniyyatil wadaaa (Bulan purnama sempurna telah datang, dari Thaniyyati).
"Nabi Muhammad SAW di Madinah tidak hanya memimpin umat Islam, tapi ada Nasrani dan Yahudi. Dengan membangun komunikasi di antara komunitas yang ada menjadi proses equilibrium dynamic," katanya.
Namun, kata tambah dia, saat ini ada sebagian kecil kelompok yang mengecualikan orang lain tidak sepaham dengan paham radikal. Tentu harus disikapi serius oleh semua pihak terkait, mulai tingkat RT/RW, hingga aparat setempat.
"Jangan pernah merasa aman, sebab kelompok radikal itu berproses dari satu titik ke titik lainnya. Seperti, diam-diam belajar merakit bom," pesan Khofifah. (mnx)