JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Basuki T. Purnama dalam beberapa hari terakhir menunjukkan sikapnya yang terkesan anti-partai politik. Bahkan ia mengungkap adanya sebuah partai yang minta mahar hingga Rp 200 miliar karena mendukungnya maju dalam Pilgub DKI mendatang.
Mendengar hal itu, banyak politisi protes. Mereka tidak terima cara Ahok yang hendak melakukan deparpolisasi.
Namun bagi Direktur Eksekutif PolcoMM Institute, Heri Budianto, apa yang dilakukan Ahok sebenarnya hanyalah manuver. Tujuannya tidak lain untuk menaikkan elektabilitas Ahok sendiri.
Oleh karenanya, ia mengingatkan agar partai politik tidak menanggapi serangan dari Ahok itu. Hal itu menurutnya hanya jebakan. Apabila parpol balik menyerang Ahok maka posisinya akan menjadi teraniaya, dan publik pasti akan memberikan simpatinya.
"Hati-hati partai, ketika mengeroyok Ahok itu akan menguntungkan bagi dia, karena simpati masyarakat akan tinggi," ujar Heri di Cikini, Jakarta Sabtu (12/3/2016).
Dikatakannya, langkah Ahok yang membeberkan keburukan partai politik hanyalah kedok untuk mengecilkan peran parpol itu sendiri.
"Semua parpol itu harus menyelamatkan diri, karena isu deparpolisasi itu kan menyudutkan partai. Hari ini banyak orang yang tidak percaya partai, ini sebuah permainan yang sudah dimulai," kata Heri.
Jika psychological warfare (psywar) Ahok didiamkan jelas dia, hal itu justru akan menjadi keuntungan bagi partai politik, sebab dengan sendirinya kandidat incumbent itu akan kehilangan panggungnya untuk terus mendapat perhatian dari masyarakat. (iy)