JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Menjadi pengurus DPP Partai Golkar hingga lima periode membuatnya mulai lelah. Diapun tidak terlalu antusias lagi ketika partainya menggelar Munas IX di Bali. Suasana tidak harmonis di internal partainya, yang sebenarnya membuat dia paling tidak semangat untuk menghadiri perhelatan terbesar partai itu.

Hajriyanto Y Thohari merasakan itu, sehingga ketika ada undangan ceramah bersamaan waktunya dengan kegiatan partainya, dia justru memprioritaskan untuk mendatanginya dan menunda keberangkatannya ke Bali. "Saya sudah nggak kepingin jadi pengurus partai, saya sudah lima periode jadi pengurus, sejak Ketua Umumnya Pak Harmoko," katanya kepada TeropongSenayan, Selasa (2/12).

Mantan Wakil Ketua MPRyang gemar mengenakan kacamata bulat seperti Proklamator Bung Hata atau Jhon Lennon ini memang terlihat santai-santai saja, sesantai gaya bicaranya yang runtut, pelan tetapi bernas. Dia baru akan berangkat ke Bali Selasa ini. Meski tidak sejak awal datang di Pulau Dewata, datang di kegiatan partai yang membesarkan diri dan namanya tentu saja menjadi hal yang penting. "Kebetulan kemarin ada ceramah dan diskusi, jadi saya datangi dulu, bukannya menganggap ini tidak penting," ujarnya.

Suasanya di Partai Golkar yang dinilainya mulai bising dengan persoalan internal membuatnya kurang nyaman lagi. Dia pun menyatakan mundur dari DPP jelang-jelang akhir masa bhaktinya. Demikian juga ambisinya untuk maju sebagai calon ketua umum, sudah dikubur dalam-dalam sebelum di usung ke arena munas.

Dia mundur dari bursa bakal calon ketua umum karena ada gejala kurang sehat yang melibatkan kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Kedua kubu yang akan berebut kursi ketua umum itu dianggap sudah tidak lagi berpegang pada hal yang prinsip dalam berpartai.

Meski demikian, Hajri -demikian dia biasa disapa- tidak ingin meninggalkan partai ini. Dia hanya merasa lelah tetapi akan tetapi akan tetap berteduh di bawah rindangnya beringin. "Saya hanya lelah, saya ingin jadi kader biasa yang bebas saja," papar Hajriyanto.(ss)