JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Aksi protes rakyat Jakarta terhadap arogansi kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di DKI Jakarta terus bermunculan.
Ratusan masa aksi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU) memaksa masuk ke gedung DPRD DKI meminta pilitisi Kebon Sirih melengserkan Ahok.
Aksi tersebut diikuti oleh berbagi kalangan, mulai dari orang tua, ibu-ibu hingga anak-anak. Mereka menyampaikan berbagai permasalahan yang muncul di era kepemimpinan Ahok.
Di antaranya adaah masalah pengggusuran di Kampung Pulo, Kalijodo, Pasar Ikan, dan Kampung Aquarium.
Tidak hanya itu, persoalan proyek Reklamasi Teluk Jakarta dan pembelian RS Sumber Waras juga disinggung dalam aksi tersebut.
Dalam orasinya, salah seorang orator aksi juga membandingkan setumpuk kasus yang membelit Ahok dengan kasus yang pernah menimpa Bupati Garut, Aceng Fikri.
Diketahui, Mahkamah Agung (MA) mengabulkan permohonan pemakzulan terhadap Bupati Garut Aceng Fikri yang dimohon oleh DPRD Garut. Aceng dinyatakan telah melanggar etika karena melakukan poligami.
"Jika Pak Aceng (Bupati Garut) saja lengser, apalagi ini Si Ahok yang sudah melanggar hukum, kasus RS Sumber Waras, Reklamasi, doyan menggusur untuk pengembang. Jadi, ini orang (Ahok) jauh-jauh datang ke Jakarta hanya untuk merampok dan menggusur rakyat miskin," tegas dia.
Menanggapi tuntutan aksi, Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik yang sempat menemui mereka. Taufik memberikan sambutan di atas mobil masa aksi.
Di tengah-tengah masa aksi itu, Taufik juga ditemani oleh sekretaris Komisi A DPRD, Syarif.
"Saya paham betul apa-apa yang saudara suarakan. Saya mohon maaf kalau teman-teman DPRD tidak datang semua untuk menemui massa aksi," kata Taufik.
Namun, Taufik berjanji bahwa apa yang disampaikan masyarakat Jakarta Utara tersebut akan menjadi bahan untuk disampaikan ke anggota DPRD yang lainnya.
"Sudah betul saudara datang ke DPRD, karena ini rumah Anda. Nanti kita diskusikan di dalam. Saya akan sampaikan tuntutan masyarakat ke DPRD," katanya. (iy)