TSMuda
Oleh Atto Kuat pada hari Selasa, 14 Jun 2016 - 05:56:03 WIB
Bagikan Berita ini :

Mahasiswa UGM Kembangkan Perekam Detak Jantung

23jantung.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Istimewa)

YOGYAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan stetoskop elektronik yang bisa merekam suara degup jantung dan suara napas pasien di paru-paru.

"Alat yang kami beri nama Medical Electronic Stetoskop (Mediskop) itu juga mampu merekam suara jantung janin pada ibu hamil," kata koordinator kelompok mahasiswa UGM Ayu Dwi Silvia Putri di Yogyakarta, Senin (13/6/2016).

Ia mengemukakan stetoskop elektronik yang dikembangkan itu awalnya sebagai alat peraga pendidikan yang bisa membantu mahasiswa calon dokter dan perawat mengenal bentuk suara abnormal detak jantung dan paru-paru saat memeriksa pasien dengan alat tersebut.

Namun, dalam perkembangannya alat itu bisa untuk meneguhkan diagnosa penyakit pasien, apalagi data rekaman bisa diputar berulang-ulang dan menjadi bahan diskusi tenaga kesehatan.

"Hasil dari rekam data itu bisa menjadi bahan diskusi antar tenaga kesehatan sebelum memberikan hasil diagnosa," katanya.

Menurut dia, cara kerja Mediskop tidak menghilangkan peran dan fungsi stetoskop. Apalagi alat itu masih menggunakan bagian penting dari stetoskop seperti "ear piece", "tube", dan "chest piece stetoskop".

Selain itu juga dilengkapi sebuah kotak mini berukuran 7x3 cm2 berupa rangkaian yang terdiri atas "sound recorder", colokkan kabel data USB, dan terdapat sambungan apabila ingin langsung didengarkan.

"Bagi yang ingin mendengarkan langsung tinggal disambungkan ke 'speaker'," kata mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM itu.

Ia mengatakan awalnya Mediskop didesain untuk membantu mahasiswa saat belajar praktik pemeriksaan fisik seorang pasien karena selama proses pembelajaran berlangsung mereka hanya mengandalkan hasil pemeriksaan dokter melalui stetoskop manual.

"Bahkan, tidak jarang dalam proses praktik kami hanya menggunakan boneka phantom," katanya.

Menurut dia, ide membuat stetoskop elektronik itu muncul karena mereka kesulitan untuk membedakan suara normal dan abnormal dari jantung dan paru-paru.

"Kami kesulitan untuk tahu suara abnormal seperti apa. Mediskop diharapkan membantu para mahasiswa dan bisa dipakai di klinik kesehatan dan rumah sakit," katanya.

Ia mengemukakan, untuk membuat alat itu menghabiskan biaya sebesar Rp150 ribu. Meskipun demikian, Mediskop belum diproduksi massal karena masih terus dikembangkan.

"Mediskop nanti akan dilengkapi monitor kecil yang menampilkan data grafis suara jantung dan paru-paru," katanya.

Anggota kelompok mahasiswa UGM yang mengembangkan Mediskop itu adalah Dionita Rani Karyono, Imah Nur Chasanah, Muhammad Fadhil Ainuri, dan Abdullah Ibnu Hasan. (icl)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
TSMuda Lainnya
TSMuda

Ikopin Jadikan Pekan Kewirausahaan Nasional Agenda Tahunan

Oleh Bani Saksono
pada hari Sabtu, 11 Nov 2017
BANDUNG (TEROPONGSENAYAN) – Turut aktif dalam program pengembangan kewirausahaan nasional, Institut Koperai Indonesia (Ikopin) aka menjadikan Pekan Kewirausahaan Nasional (PKN) sebagai agenda ...
TSMuda
Pembekalan Lulusan Fisip UPN "Veteran" Jakarta:

Jadi Entrepreneur, Itu Baru Modern

  JAKARTA [TEROPONGSENAYAN] – Para lulusan sarjana FISIP UPN "Veteran" Jakarta tahun akademik 2016 mendapatkan pembekalan kewirausahaan, awal September (3/9/2016) lalu. Seminar yang diisi ...