JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sikap frontal Menko Maritim Sumber Daya Rizal Ramli yang menyerang pengembang dan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (26/7/2016) berakibat fatal.
Pada acara yang disiarkan langung di stasiun televisi swasta itu, Rizal tiba-tiba dipanggil untuk menghadap Presiden Jokowi ke Istana, guna diberitahu bahwa dirinya dikeluarkan dari jajaran Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Demikian disampaikan mantan juru bicara (Jubir) Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie M Massardi, Jakarta, Jumat (29/7/2016).
"Sebenarnya saya antara kaget dan tidak kaget ketika malam itu Mas Rizal bilang dirinya diberhentikan sebagai Menko Maritim, yang diumumkan Presiden Jokowi keesokan harinya di Istana Negara, Rabu (27/7/2016) pagi," kata Adhie.
Dia mengaku tidak kaget karena sejak masuk kabinet Rizal Ramli memang jadi gangguan serius bagi mereka yang memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, demi keuntungan bisnis keluarga dan kroninya.
"Makanya dengan berbagai cara mereka menekan presiden untuk menyingkirkan Rizal dari Istana," ujar koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini.
Disisi lain, Adhie juga mengaku kaget karena hingga detik-detik terakhir menjelang tampil di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa (26/7/2016) malam, kabar yang beredar menyebut dalam reshuffle kabinet yang akan diumumkan Presiden dalam waktu dekat Rizal Ramli diproyeksikan menempati posisi Menko Ekonomi yang semula dijabat Darmin Nasution.
"Meskipun sebenarnya saya tidak terarik mengikuti isu reshuffle kabinet, karena ini menurut saya terlalu elitis dibandingan kenyataan kehidupan rakyat yang semakin melarat, saya tidak menyanggah kemungkinan Rizal Ramli pindah posisi ke Menko Ekonomi. Karena, menurut cerita Rizal Ramli, dalam beberapa hari terakhir Jokowi memang banyak bertanya soal bagaimana mengatasi perekonomian nasional yang kian tidak menentu," urainya.
Dijelaskan Adhie, sebagai ekonom senior yang dikenal memiliki reputasi dan teruji dengan segala terobosannya, tampaknya Jokowi mulai kepincut pada gagasan-gagasannya.
"Mungkin karena itu juga ada kesepakatan memposisikan Rizal Ramli di Menko Ekonomi, seperti kabar reshuffle yang berdera di masyarakat," ungkapnya.
Tetapi, lanjut dia, kesepakatan tinggal kesepakatan. 'Puting beliung' muncul sesaat setelah dalam acara ILC yang mengangkat isu reklamasi bermasalah dengan judul Ahok vs Rizal Ramli.
Diketahui, orang kepercayaan Gus Dur saat menjadi Presiden itu blak-blakan dan menerjang praktek kotor pengembang pencemar lingkungan di pantai utara Jakarta.
Bahkan, dalam acara itu Rizal dengan sangat lugas membongkar gaya Ahok yang mempraktekkan cara-cara orde baru dalam menggalang dana politik, dengan membuat dana off-budget, yang dulu dikenal sebagai dana non-budgeter.
"Semula saya memang tidak yakin pada pernyataan Ahok bahwa pengembang punya andil sangat besar dalam mempresidenkan Joko Widodo dalam pilpres 2014. Lebih tidak yakin lagi bahwa pengembang bisa punya akses begitu langsung dalam roda pemerintahan, sehingga bisa menentukan personal kabinet. Ini sangat tidak masuk akal," sesal Adhie.
Tapi, tambah Adhie, semua yang tidak masuk akal itu kini menjadi kenyataan alias fakta. Rizal dipanggil Presiden ke Istana saat sedang menyampaikan kesaksiannya secara live di TV (One) atas perilaku Ahok dan pengembang yang banyak menyimpang dalam kasus reklamasi pantai utara Jakarta.
Sebagaimana sudah kita ketahui bersama, Rizal memang meninggalkan acara ILC sebelum waktunya, untuk menghadap presiden di Istana guna mendengar keputusan pemberhentian dirinya sebagai Menko Maritim, yang oleh presiden sebelumnya diperintahkan menyelesaikan kasus reklamasi.
"Inilah kenyataan. Dunia politik memang tidak mempersoalkan ‘siapa benar dan siapa salah’ tetapi persoalan ‘menang dan kalah’. Dalam pertarungan Rizal Ramli vs Ahok dan para pengembang) faktanya Rizal Ramli kalah," jelas Adhie.
Diketahui, dalam acara ILC tersebut, tanpa aling-aling, Rizal menyebut Ahok sebagai pemimpin yang cengeng, karena kerap mengadukan masalah ke Presiden Jokowi.
"Jangan cengenglah jadi orang, masa segala macam mau diaduin ke presiden. Katanya jagoan, tapi dikit-dikit bawa nama presiden. Kalau jadi pemimpin belajar jantan dong," ujar Rizal.
Dalam kesempatan tersebut, Rizal juga blak-blakan terkait percakapan antara dirinya bersama Jokowi dan Ahok di Bandara Halim Perdana Kusuma.
"Waktu itu, saya bersama beberapa anggota kabinet dan ada Ahok juga jemput Presiden dari luar Negeri. Nah, begitu mendarat Pak Jokowi nanyak, 'gimana soal reklamasi, Pak Ahok masih diserang? (publik)'," kata Rizal menirukan pernyataan Jokowi.
"Waktu itu pak Ahok bilang, 'saya terimakasih sama pak Rizal, karena sekarang serangan sudah mengarah ke beliau'," ujar Ahok sebagaimana disampaikan Rizal.
"Tapi, belakangan kok malah ngadu-ngadu ke Presiden," tambah Rizal.
Karena itu, Rizal menyebut, sikap cengeng Ahok tersebut sebagai upaya terakhir menyelamatkan diri.
"Jadi, dalam kasus reklamasi, Ahok ini ibarat orang yang sudah mau 'tenggelam', tapi masih 'narik kaki' Presiden," ucap Rizal. (icl)